Example floating
Example floating
EKONOMI

Rencana PT Chandra Asri Pacific Tbk untuk Bangun Pabrik CA-EDC

×

Rencana PT Chandra Asri Pacific Tbk untuk Bangun Pabrik CA-EDC

Sebarkan artikel ini
Rencana PT Chandra Asri Pacific Tbk untuk Bangun Pabrik CA-EDC
Example 468x60

MEMO

PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP) mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan US$1 miliar dalam pembangunan pabrik chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) berskala global. Pabrik ini akan memproduksi soda kaustik untuk memenuhi kebutuhan berbagai industri turunan, sekaligus mendukung program hilirisasi nikel pemerintah.

Chandra Asri Siap Guncang Pasar Kimia!

PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP) berencana menggelontorkan dana sebesar US$1 miliar atau setara dengan Rp15,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.700 per dolar AS) untuk membangun fasilitas produksi chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC) yang berskala internasional.

Pabrik ini akan fokus pada produksi soda kaustik yang sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri, termasuk mendukung program hilirisasi nikel yang digencarkan oleh pemerintah.

Menurut Edi Riva’i, Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular dari Chandra Asri Group, proyek ini akan dilaksanakan di bawah naungan anak perusahaan bernama PT Chandra Asri Alkali (CAA).

Tahap pembangunan dijadwalkan dimulai pada paruh kedua tahun ini dan diharapkan rampung pada tahun 2027 setelah melalui proses keputusan investasi akhir (FID).

“Biaya investasi untuk pabrik soda kaustik sendiri mencapai US$850 juta, sementara sisanya US$150 juta dialokasikan untuk infrastruktur pendukung, sehingga totalnya mencapai US$1 miliar,” ungkap Edi dalam acara Workshop Media Chandra Asri Group di Bandung, pada hari Kamis (29/2).

Soda kaustik merupakan bahan baku vital dalam sejumlah industri seperti pembuatan kertas, sabun, deterjen, alumina, dan juga dalam proses pemurnian nikel yang merupakan bagian dari rantai produksi baterai kendaraan listrik.

Pabrik ini diharapkan dapat memproduksi soda kaustik sebanyak 400 ribu ton per tahun, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Saat ini, terdapat defisit dalam ketersediaan dan permintaan bahan tersebut.

Pada tahun lalu, defisit soda kaustik di seluruh Asia Tenggara mencapai 387 ribu ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 462 ribu ton pada tahun 2026.

Salah satu calon pembeli produk soda kaustik tersebut adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan.

Selain soda kaustik, pabrik ini juga akan memproduksi Etilena Diklorida (EDC) sejumlah 500 ribu ton per tahun yang akan diekspor sepenuhnya. Salah satu pasar utama untuk produk EDC ini adalah pabrik VCM-PVC.

Dukungan Terhadap Industri Kimia dan Hilirisasi Nikel Indonesia

Meskipun demikian, produksi EDC di kawasan Asia Tenggara masih belum mencukupi permintaan regional. Berdasarkan data perusahaan, impor EDC di Asia Tenggara pada tahun lalu mencapai 506 ribu ton, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 550 ribu ton pada tahun 2030.

Untuk tahun ini, perusahaan telah mengalokasikan belanja modal sekitar US$300 juta untuk proyek tersebut, dari total alokasi belanja modal sebesar US$400 juta.

“Sekitar US$300 juta akan digunakan untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride. Sementara sisanya, sekitar US$100 juta, akan dialokasikan untuk keperluan pemeliharaan dan lainnya,” ungkap Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat CAP, Suryandi, di tempat yang sama.

Selain mengembangkan proyek CA-EDC, perusahaan juga sedang melakukan diversifikasi bisnis ke sektor infrastruktur untuk mendukung kinerja operasional dan keuangan. Hal ini dimulai dengan mengakuisisi PT Krakatau Chandra Energi dan PT Krakatau Tirta Industri melalui anak usaha perusahaan, PT Chandra Daya Investasi (CDI), pada tahun sebelumnya.

CDI akan fokus pada sektor listrik, air, tangki, dan dermaga. Perusahaan akan menggunakan infrastruktur yang sudah dimiliki untuk melayani permintaan umum atau pihak ketiga.

“Kami memiliki infrastruktur yang mendukung industri kami, termasuk listrik, air, dan dermaga,” kata Suryadi.

Dalam sektor listrik, perusahaan akan berfokus pada pembangkitan listrik, distribusi listrik, dan pengembangan energi terbarukan dengan memanfaatkan teknologi solar power.

Sementara dalam sektor air, fokusnya adalah pada pengolahan air bersih, dengan fasilitas yang telah beroperasi selama lebih dari 40 tahun, menjadi fasilitas terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia.

Di samping itu, lini bisnis tangki dan dermaga akan melayani kebutuhan transportasi dan penyimpanan produk kimia serta minyak bumi olahan. Saat ini, perusahaan memiliki 2 dermaga dengan panjang masing-masing 200 meter untuk kapal dengan kapasitas 35 ribu DWT, dan 72 tangki dengan total kapasitas 130 juta liter.

Diversifikasi Bisnis dan Investasi Besar: Upaya Terbaru PT Chandra Asri Pacific Tbk untuk Memperkuat Pasar Kimia Indonesia

PT Chandra Asri Pacific Tbk (CAP) menegaskan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan industri kimia Indonesia dengan merencanakan investasi besar sebesar US$1 miliar untuk membangun pabrik chlor alkali-ethylene dichloride (CA-EDC).

Proyek ini diharapkan dapat mengatasi defisit dalam pasokan soda kaustik di Asia Tenggara dan mendukung berbagai sektor industri, termasuk pemurnian nikel untuk baterai kendaraan listrik. Selain itu, perusahaan juga melakukan diversifikasi bisnis ke sektor infrastruktur dengan mengakuisisi PT Krakatau Chandra Energi dan PT Krakatau Tirta Industri.

Hal ini menunjukkan komitmen CAP dalam mengoptimalkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.