JOmbang, Memo.co.id
Ratusan rumah di dua kecamatan di Kabupaten Jombang tenggelam akibat bannir, tadi malam. Enam desa di Kecamatan MOjowarno dan dua desa di Kecamatan Mojoagung, warganya pada ngungsi ke dataran yang lebih tinggi. Banjir datang dari luapan sungai Kaliputih yang tidak bisa menampung air dari wilayah NGoro dan Kandangan Kediri.
Sedikitnya ada 11 kepala keluarga harus ngungsi di Balai Desa Kademangan. Mereka mengungsi setelah rumahnya terendam air. Ketinggian air diperkirakan antara 50 hingga 100 meter. Ketinggian air tersebut sudah tidak bisa dijangkau anak kecil, Untuk orang besar pun harus berhati hati karena di sekitar warga banyak yang dikelilingi saluran dan selokan serta sungai pengairan. Semuanya sudah terendam air hingga tidak terlihat sama sekali.]
Kepala Desa Seloreji ILyas menjelaskan, banjir terjadi sejak Selasa tgl 29 malam, sekitar jam 19.00. Aliran dari sungai Kaliputih meluap karena tida bisa menampung air bah dari dataran yang lebih tinggi, yaitu dari wilayah NGoro dan Kandangan. ” Tingginya sampai 100 meter. Ada 400 rumah yang dipastikan terkena banjir Air semua masuk rumah warga. Sedang jalur Surabaya – Kediri selama 3 jam tidak bis adilalui kendaraan,” kata Ilyas.
Sementara itu di Dusun Kebondalemair sudah masuk rumah sejak kemarins ore, sekitar ja 18.00. Air datang dari luapan kali Catak Banteng kemudian merendami 275 rumah warga di Kebondalem. Ketinggian air di Desa Kebondalem sekitar 120 meter. Yang paling pendek sekitar 60 cm.
Enam kampung terendam banjir, diantaranya adalah Desa Catakgayam, Selorejo, Mojowarno dan Menganto yang terletak di Kecamatan Mojowarno. Dua desa lainnya di Kecamatan Mojoagung yakni Desa Janti dan Desa Kademangan.
Banjir terjadi pada Selasa (29/11) sekitar pukul 19.00 WIB. Banjir kali ini akibat luapan Sungai Kaliputih yang mendapat kiriman air dari Kecamatan Ngoro (Jombang) dan Kecamatan Kandangan (Kediri). ( dmr / tyo )
