Tsingshan Group, perusahaan raksasa asal China, baru-baru ini memulai operasi smelter nikel berkapasitas 50 ribu ton di Indonesia. Kabar ini mencuat melalui laporan CNA, yang mengutip sumber anonim, pada hari Senin (21/8). Selain itu, Tsingshan memiliki rencana ambisius untuk mendaftarkan produk nikelnya di London Metal Exchange (LME), mengikuti jejak produsen nikel China lainnya.
Ini adalah langkah yang menarik dalam menghidupkan kembali perdagangan nikel setelah krisis tahun 2022 yang mengguncang pasar. Mari kita simak lebih lanjut tentang proyek ini dan dampaknya dalam tiga alinea berikut.
Tsingshan Group Mulai Produksi Massal di Indonesia: Apa Yang Anda Harus Tahu
Perusahaan besar asal China yang dikenal dengan nama Tsingshan Group telah memulai operasi smelter nikel dengan kapasitas sebanyak 50 ribu ton di Indonesia. Kabar ini disampaikan melalui laporan dari CNA pada hari Senin (21/8), yang mengutip sumber yang memilih untuk tidak disebutkan namanya.
Sumber yang bersangkutan menyebutkan bahwa pabrik ini telah beroperasi di Indonesia, tepatnya di Morowali, Sulawesi Tengah, dalam jangka waktu yang cukup lama. Pabrik ini baru-baru ini memulai produksi komersial pada pekan sebelumnya dan memiliki target untuk mencapai produksi sebanyak 50 ribu ton hingga akhir tahun ini.
Hingga saat ini, Tsingshan sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dengan laporan yang disampaikan oleh sumber anonim tersebut.
Selain itu, laporan dari sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa Tsingshan memiliki rencana untuk mengajukan permohonan agar nikel yang diproduksi di pabrik mereka dapat terdaftar sebagai merek yang dapat diperdagangkan di London Metal Exchange (LME). Syarat untuk mencapai hal ini adalah produksi nikel yang stabil minimal selama tiga bulan.
Strategi Tsingshan Group untuk Mendaftar di London Metal Exchange (LME)
Sebelumnya, anak perusahaan dari Tsingshan, yaitu Zhejiang Huayou Cobalt Co di China, telah mendapatkan persetujuan untuk mendaftarkan produksi nikel dari pabrik berkapasitas 36.600 ton mereka di provinsi Zhejiang sebagai merek yang dapat diperdagangkan di LME.