Arifin juga menyoroti prinsip sosial yang mencakup program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, prioritas terhadap perusahaan jasa pertambangan lokal, kontraktor lokal, dan tenaga kerja lokal. Prinsip tata kelola (governance) dijalankan melalui pengaturan izin usaha pertambangan (IUP), kepemilikan saham, dan struktur organisasi.
Selain itu, Pemerintah terus melakukan perbaikan dalam kegiatan bisnis pertambangan minerba melalui tata kelola pertambangan nasional, keberpihakan pada kepentingan nasional, kepastian hukum, kemudahan berinvestasi, pengelolaan lingkungan hidup, dan penegakan hukum.
Arifin menegaskan, “Dengan potensi mineral dan batubara yang besar, peluang pasar yang luas, serta kepastian kebijakan dan regulasi, Pemerintah mendorong para pelaku usaha untuk berinvestasi dalam hilirisasi mineral dan batubara.”
Sementara itu, Ketua Umum Indonesia Mining Association (IMA), Rachmat Makkasau, menyampaikan bahwa saat ini telah ada 27 smelter baru yang beroperasi. Pada periode 2024-2025, smelter tambang diharapkan akan beroperasi dengan kapasitas maksimal.
Rachmat menekankan, “Program hilirisasi pertambangan yang dijalankan pemerintah telah berjalan dengan baik, dengan adanya pembangunan smelter. Tantangan bagi kita, baik pemerintah maupun industri, adalah bagaimana kita dapat mengelola dengan baik bahan baku dan cadangan untuk keperluan industrialisasi ini.”
Dekarbonisasi Pertambangan dan Masa Depan Industri Mineral di Indonesia
Mengambil langkah-langkah konkret dalam hilirisasi pertambangan dan mengintegrasikan rantai pasok adalah salah satu strategi kunci. Ini melibatkan pemikiran untuk mengelola bahan baku mineral olahan secara efisien, dengan fokus pada komoditas seperti nikel, alumunium, tembaga, timah, besi, dan emas-perak.
Seiring dengan itu, prinsip-prinsip ESG, yang mencakup kepedulian terhadap lingkungan, dukungan untuk masyarakat lokal, dan tata kelola yang baik, memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pertambangan mineral di Indonesia mencapai masa depan yang berkelanjutan.
Dengan semangat inovasi dan komitmen terhadap dekarbonisasi, sektor ini berpotensi menjadi salah satu pilar utama dalam transisi energi Indonesia ke masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.