Ekonom Senior, Aviliani dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menggarisbawahi bahwa meskipun investasi di Indonesia mencapai rekor tertinggi, penyerapan tenaga kerja masih menjadi masalah. Bagaimana solusi yang diajukan oleh Aviliani dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja di era investasi teknologi yang semakin dominan?
Aviliani INDEF: Solusi Terkini Mengatasi Tantangan Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang bernama Aviliani, masih ada sejumlah pekerjaan yang harus dikerjakan oleh pemerintah dan belum terselesaikan hingga saat ini. Salah satu permasalahan yang menjadi fokusnya adalah masalah penyerapan tenaga kerja yang masih kurang memadai.
Aviliani menjelaskan bahwa meskipun total investasi yang masuk ke Indonesia hingga kuartal II tahun 2023 mencapai angka sebesar Rp349,8 triliun, namun jumlah tenaga kerja yang dapat terserap hanya sebanyak 464.289 orang.
Ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar investasi ini lebih banyak berfokus pada sektor teknologi daripada sektor pekerjaan konvensional.
Dia mengungkapkan, “Meskipun terjadi peningkatan kredit investasi yang tinggi, namun masalahnya banyak terkait dengan teknologi atau sektor-sektor yang kurang mampu menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, perlu ada pemikiran lebih mendalam tentang bagaimana meningkatkan penyerapan tenaga kerja.”
Aviliani memberikan saran kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam program-program yang telah ada, seperti Kartu Prakerja. Dia berharap program ini dapat benar-benar meningkatkan keterampilan dan kemampuan masyarakat.
Kartu Prakerja dan Dampak Penurunan Harga Komoditas: Perspektif Aviliani
Peningkatan keterampilan dianggapnya sebagai modal penting agar pekerja Indonesia dapat bersaing secara lebih baik di pasar tenaga kerja. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya pengawasan yang baik terhadap pelaksanaan program tersebut agar memberikan manfaat yang nyata.
“Dengan demikian, tugas utama pemerintah adalah memperbaiki kebijakan terkait keterampilan atau Kartu Prakerja untuk memastikan bahwa hal ini akan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja di masa depan,” jelasnya.