Selain itu, segmen backthrust memiliki panjang sekitar 312 kilometer dan lebar sekitar 55 kilometer, dengan pergeseran homogen sekitar 16 meter.
Para peneliti juga telah melakukan pemodelan terhadap potensi tsunami dalam wilayah tersebut dengan mengambil dua skenario, salah satunya tanpa melibatkan backthrust, dan satunya lagi melibatkan backthrust.
Hasil pemodelan ini menunjukkan bahwa “Tsunami yang kami modelkan dengan mempertimbangkan kedua segmen megathrust beserta backthrust yang melepaskan energi secara bersamaan menunjukkan bahwa tinggi gelombang tsunami dapat mencapai sekitar 34 meter di pantai selatan Sumatera bagian selatan dan Jawa Barat, dengan tinggi rata-rata gelombang sekitar 11 meter,” kata para peneliti.
Estimasi ini sejalan dengan ketinggian maksimum tsunami yang diperkirakan dalam penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan inversi data GPS di bagian selatan Jawa.
Dalam penelitian ini juga diungkapkan bahwa tinggi rata-rata gelombang tsunami di sepanjang pantai Sumatera dan pantai Jawa adalah masing-masing sekitar 11,8 meter dan 10,6 meter, yang dihasilkan dari penggabungan efek gaya dorong balik.
Sebagai perbandingan, ketinggian gelombang tsunami sekitar 20 meter dengan tinggi rata-rata sekitar 4,5 meter diperkirakan melalui analisis data GPS di Jawa.
“Oleh karena itu, estimasi ketinggian gelombang tsunami yang kami hasilkan lebih tinggi daripada penelitian sebelumnya yang hanya mempertimbangkan magnitudo gempa,” ungkap para peneliti.
Potensi Tsunami Besar di Selatan Jawa: Temuan Terbaru dan Implikasinya
Dalam menghadapi potensi ancaman ini, kolaborasi lintas sektor dan tingkat pemerintahan menjadi sangat penting. Pendekatan yang komprehensif dalam membangun sistem peringatan dini, pelatihan evakuasi, serta edukasi masyarakat tentang risiko tsunami perlu diutamakan.
Kesadaran akan potensi bahaya ini dapat membantu mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam yang tidak dapat diprediksi sepenuhnya.