Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengambil langkah penting dalam upaya meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Kenya. Dalam kunjungannya ke Kenya dan negara-negara lainnya di Afrika, Presiden Jokowi berfokus pada pembentukan perjanjian perdagangan preferensial, investasi di sektor energi, serta kerja sama dalam produksi farmasi dan vaksin.
Artikel ini akan merinci upaya-upaya ini dan menggali potensi kerja sama yang akan menguntungkan kedua negara.
Pembentukan Perjanjian Perdagangan dan Investasi Mega: Indonesia dan Kenya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki tujuan yang jelas, yaitu meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia dan Kenya. Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan membentuk perjanjian perdagangan preferensial. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, nilai perdagangan antara Indonesia dan Kenya mencapai US$507 juta atau sekitar Rp7,7 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.326 per dolar AS).
Dalam sebuah media briefing yang disiarkan oleh Kenya Digital News pada Senin (21/8), Presiden Jokowi menyatakan perlunya perluasan perdagangan ini dengan mengeksplorasi berbagai peluang lainnya. Jika perjanjian perdagangan preferensial antara kedua negara ini terwujud, maka Indonesia dapat berperan sebagai pintu masuk bagi Kenya ke dalam ASEAN, sementara Kenya dapat menjadi pintu masuk bagi Indonesia ke wilayah Sub Sahara Afrika.
Selain sektor perdagangan, Jokowi juga berkomitmen untuk meningkatkan investasi Indonesia di sektor energi di Kenya. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah melalui investasi bersama antara PT Pertamina (Persero) dengan Geothermal Development Company senilai US$1,5 miliar.
Kemitraan Kesehatan Masa Depan: Kerja Sama Farmasi dan Vaksin
Selanjutnya, kerja sama yang erat akan dibangun antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia dan Kenya, serta antara Bio Farma dan Generics Africa Ltd, terutama dalam hal vaksin dan produk farmasi. Presiden Jokowi berharap kerja sama ini dapat diperluas untuk mencakup berbagai produk obat dan farmasi lainnya.
Pada tanggal 20 Agustus, Presiden Jokowi tiba di Bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya, Afrika. Selama kunjungannya, Jokowi memiliki agenda untuk bertemu dengan Presiden Republik Kenya, William Ruto. Keduanya berencana menggelar pertemuan bilateral guna meningkatkan kerja sama antara kedua negara.
Selain Kenya, Jokowi juga akan mengunjungi beberapa negara lain di Afrika, termasuk Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara-negara di wilayah tersebut.
Prestasi dan Rencana Masa Depan: Indonesia dan Kenya Memperkuat Hubungan Ekonomi
Selain perdagangan, upaya untuk meningkatkan investasi di sektor energi, terutama melalui investasi senilai US$1,5 miliar antara PT Pertamina (Persero) dan Geothermal Development Company, akan memperkuat kemandirian energi Kenya dan meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.
Selain itu, kerja sama dalam produksi farmasi dan vaksin antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia dan Kenya, serta antara Bio Farma dan Generics Africa Ltd, memiliki potensi untuk meningkatkan akses terhadap produk kesehatan yang penting di wilayah ini.
Dengan demikian, kunjungan Presiden Jokowi ke Kenya dan negara-negara lainnya di Afrika adalah langkah penting dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika. Ini adalah momentum berharga untuk kedua negara untuk menjalin kemitraan yang bermanfaat dan berkelanjutan di masa depan.