Example floating
Example floating
Home

Rahasia Kesuksesan Prajogo Pangestu: Dari Angkot ke Triliunan Dolar!

Avatar
×

Rahasia Kesuksesan Prajogo Pangestu: Dari Angkot ke Triliunan Dolar!

Sebarkan artikel ini
Rahasia Kesuksesan Prajogo Pangestu: Dari Angkot ke Triliunan Dolar!
Rahasia Kesuksesan Prajogo Pangestu: Dari Angkot ke Triliunan Dolar!
Example 468x60

MEMO

Prajogo Pangestu, pengusaha Indonesia yang menempati peringkat teratas dalam daftar orang terkaya menurut Forbes, telah mengukir perjalanan bisnisnya dengan loncatan pesat ke panggung global. Namun, di balik keberhasilannya, kisah perjuangannya dari sopir angkot hingga mendirikan konglomerat bisnisnya juga diwarnai dengan kontroversi korupsi yang menjadi sorotan.

Dibalik Perjalanan Bisnisnya yang Gemilang dan Kontroversi Korupsi Terungkap

Terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires pada Sabtu (11/11) adalah Prajogo Pangestu, dan kini ia telah mencapai posisi 30 orang terkaya di dunia.

Kekayaannya melebihi kekayaan dari Bos PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Low Tuck Kwong serta Hartono bersaudara.

Pertambahan kekayaan Prajogo melonjak hingga US$78 miliar atau sekitar Rp1.223 triliun dalam beberapa waktu belakangan.

Forbes mencatat kekayaan Prajogo saat ini mencapai US$38,7 miliar atau setara dengan Rp607 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS).

Prajogo lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat pada 13 Mei 1944. Ayahnya adalah seorang pedagang karet.

Meski hanya lulusan SMP, Prajogo pernah bekerja sebagai sopir angkot. Saat itu, ia bertemu dengan pengusaha kayu Malaysia bernama Bong Sun On atau Burhan Uray pada tahun 1960-an.

Uray mengajaknya bekerja di Djajanti Timber Group miliknya. Keterlibatan ini membawa Prajogo bergabung ke PT Djajanti Group pada tahun 1969. Prajogo ditugaskan untuk mengelola Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Kalimantan Tengah.

Dengan pengalaman dan pengetahuan yang ia miliki tentang kayu, Prajogo memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri. Ia mendirikan CV Pacific Lumber Coy pada akhir 1980. Setelah tiga belas tahun, perusahaannya berganti nama menjadi Barito Pacific Timber.

Bisnis kayunya berkembang pesat. Ia bahkan menjadi pengusaha kayu terkemuka di Indonesia sebelum terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

Baca Juga  70 Ribu Desa Bangkit! Pemerintah Siapkan Koperasi Desa Merah Putih, Kemiskinan Ekstrem Minggir

Profil Perjalanan Bisnis dan Polemik Kontroversi Prajogo Pangestu

Pada tahun 2007, Prajogo mulai merambah ke sektor bisnis lain selain kayu. Perusahaan yang dipimpinnya diubah namanya menjadi Barito Pacific. Ia membeli perusahaan petrokimia, Chandra Asri dengan kepemilikan saham mencapai 70 persen.

Setelah bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, perusahaan ini menjadi produsen petrokimia terbesar di dalam negeri.

Konglomerat ini memperluas sayapnya ke industri batu bara melalui Petrindo Jaya Kreasi yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) di bursa pada tahun 2023.

Prajogo juga pernah terlibat dalam dugaan kasus korupsi terkait dana reboisasi di Sumatera Selatan sebesar Rp331 miliar. Ia sempat menjadi tersangka dalam kasus korupsi proyek hutan tanaman industri (HTI) tersebut.

Namun, ia dibebaskan setelah mendapatkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dari Kejaksaan Agung.

Belakangan ini, nama Prajogo Pangestu semakin dikenal. Tidak hanya karena bisnisnya di sektor petrokimia dan energi, tapi juga karena keterlibatannya dalam konsorsium nusantara yang dipimpin oleh Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan, yang berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengucapkan terima kasih atas investasi sebesar Rp20 triliun dari Prajogo Cs. Menurut Jokowi, sumbangan dari para miliarder Indonesia membuka mata banyak orang bahwa berinvestasi di IKN merupakan hal yang menguntungkan.

“Para tokoh seperti Pak Aguan (Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma), Pak Franky (Bos Sinarmas Group Franky Wijaya), Pak Prajogo (Bos Barito Pacific Prajogo Pangestu), Pak Eka Tjandranegara (Bos Mulia Group), Pak Pui (Bos Pulauintan Pui Sudarto), Pak Boy Thohir (Bos Adaro), Pak Kuncoro Wibowo (Bos Kawan Lama Group), Pak Djoko Susanto (Bos Alfamart Group), dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,” ucap Jokowi saat melakukan groundbreaking Hotel Nusantara di wilayah IKN Nusantara, pada Kamis (21/9).

Baca Juga  KLH Geram, Sampah Menggunung, Lingkungan Hancur

Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Indonesia yang Membidik Pasar Global: Profil, Perjalanan Bisnis, dan Kontroversi Korupsi

Namun, bayang-bayang kontroversi juga menghampirinya. Terlibat dalam kasus dugaan korupsi terkait proyek reboisasi di Sumatera Selatan, Prajogo sempat tersandung hukum sebelum dibebaskan setelah mendapat surat perintah penghentian penyidikan (SP3) dari Kejaksaan Agung.

Meski demikian, eksistensinya dalam konsorsium nusantara yang berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menegaskan perannya sebagai salah satu miliarder yang turut menggeliatkan sektor investasi di Indonesia.