Dalam era yang semakin dikuasai oleh kecerdasan buatan (AI), peran manusia masih sangat krusial dalam berbagai bidang. Meskipun teknologi terus berkembang, terdapat pekerjaan dan sektor yang tetap bergantung pada keterampilan manusia yang unik.
Dalam artikel ini, kita akan melihat mengapa interaksi manusia masih tak tergantikan di bidang-bidang seperti konstruksi, pendidikan, olahraga, dan kreativitas. Mari simak pentingnya peran manusia dalam menjaga keseimbangan antara teknologi dan keahlian manusia.
Keterampilan Manusia yang Tak Terkalahkan dalam Era Kecerdasan Buatan
Dalam beberapa waktu terakhir, kekhawatiran muncul di masyarakat terkait dengan kemajuan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), yang dianggap memiliki potensi untuk menggantikan pekerjaan manusia di masa depan. Walaupun demikian, masih ada beberapa jenis pekerjaan yang dianggap “kebal” terhadap dampak AI, karena pekerjaan-pekerjaan ini memerlukan keterampilan unik yang sulit untuk diotomatisasi.
Berikut ini adalah beberapa contohnya, sebagaimana dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber:
- Pedagang Terampil Walaupun kemampuan AI generatif sangat mengesankan, AI tidak mampu meniru keterampilan unik yang dimiliki oleh tukang ledeng atau tukang listrik manusia. Pekerjaan ini melibatkan pengetahuan mendalam, keterampilan ketangkasan, dan kemampuan pemecahan masalah yang saat ini belum dapat dilakukan oleh AI.
- Bidang Konstruksi Dalam waktu dekat, sebagian besar pekerjaan terkait dengan perancangan dan rekayasa bangunan akan menggunakan perangkat lunak AI, tetapi dalam hal pemasangan batu bata dan pekerjaan fisik di lapangan, industri konstruksi masih sangat membutuhkan tenaga kerja manusia.
Meskipun konstruksi semakin banyak menggunakan metode modular, di mana komponen-komponen diproduksi di pabrik dengan menggunakan printer 3D dan mesin lainnya, lalu dirakit di lokasi, laporan McKinsey menyatakan bahwa hanya sekitar 15 hingga 20 persen dari konstruksi baru yang akan bersifat modular pada tahun 2030.
- Persiapan dan Penyajian Makanan Menurut laporan Goldman Sachs, setidaknya separuh dari pekerjaan memasak dan menyajikan makanan tidak dapat digantikan oleh AI atau robot. Dalam perbandingan dengan sektor hukum, laporan tersebut mencatat bahwa 40% tugas di bidang hukum dapat sepenuhnya digantikan oleh AI, sementara 60% sisanya dapat ditingkatkan dengan bantuan mesin.
Meskipun demikian, ini tidak berarti bahwa otomatisasi tidak akan berkembang di industri makanan. Beberapa restoran cepat saji, seperti White Castle, saat ini sudah menggunakan robot untuk beberapa tugas, seperti membalik burger dan menggoreng kentang.
- Bidang Psikologi dan Konseling Saat ini sudah banyak aplikasi AI yang dirancang untuk bidang konseling dan kesehatan mental, dan perkiraan mengindikasikan bahwa chatbot AI untuk konseling akan memiliki pasar senilai US$1,25 miliar pada tahun 2025.
Namun, meskipun aplikasi chatbot AI dapat melakukan konseling kesehatan mental dasar dan membantu pengguna melalui terapi perilaku kognitif, aplikasi tersebut tidak akan dapat menggantikan peran terapis manusia, karena tidak dirancang untuk itu. Pekerjaan di bidang perawatan kesehatan yang melibatkan interaksi manusia, seperti perawat dan dokter, juga kemungkinan besar tidak akan tergantikan oleh AI.
Kenapa Konstruksi, Pendidikan, Olahraga, dan Kreativitas Masih Butuh Manusia?
- Guru Sekolah Dasar Pendidikan saat ini semakin terkait dengan teknologi, termasuk pembelajaran online dan aplikasi bimbingan belajar yang ditenagai oleh AI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa.
Namun, ada batasan dalam hal apa yang dapat dilakukan oleh AI dalam kelas, terutama ketika mengajar anak-anak. Menurut seorang ahli, di tingkat prasekolah dan sekolah dasar, masih ada kebutuhan yang kuat akan interaksi antara manusia dan AI belum dapat menggantikan peran tersebut.
- Atlet dan Pelatih Profesional Kehebatan fisik dan mental atlet profesional saat ini hampir tidak dapat dicapai oleh mesin atau AI.
Meskipun begitu, atlet dan pelatih dapat memanfaatkan AI untuk melacak pergerakan dan performa pemain, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja dan mencegah cedera. Di masa depan, pelatih juga dapat menggunakan AI untuk mengidentifikasi bakat potensial, menganalisis strategi lawan, dan merancang program pelatihan yang lebih efektif. Namun, dalam hal ini, peran manusia sebagai pelatih yang berpengalaman tetap tak tergantikan.
- Pengemudi Walaupun mobil tanpa pengemudi sudah ada, para ahli menyatakan bahwa pengemudian tanpa pengawasan manusia di semua wilayah masih jauh dari kenyataan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang sulit diprediksi dalam mengemudi di dunia nyata, dan juga karena tanggung jawab besar yang harus ditanggung oleh perusahaan yang mengoperasikan mobil tanpa pengemudi.
- Pemikir Kreatif Pekerjaan yang melibatkan pemikiran kreatif, seperti pengusaha, penemu, penulis, dan aktor, diperkirakan akan menggunakan AI generatif sebagai alat bantu. Namun, AI seperti ChatGPT, pada dasarnya tidak mampu berpikir di luar batas yang telah ditentukan.
Para ahli berpendapat bahwa pekerjaan yang benar-benar memerlukan tingkat kreativitas tinggi akan tetap menjadi aman di era AI. Terutama, aktivitas yang melibatkan unsur manusia, terutama yang bersifat high-end, masih sangat dihargai.
Oleh karena itu, meskipun AI dapat menghasilkan laporan bisnis atau hasil pemilu, analisis mendalam tentang makna yang terkandung dalam informasi tersebut, atau memberikan sudut pandang yang unik, setidaknya untuk saat ini masih memerlukan kehadiran penulis manusia.
Pentingnya Kehadiran Manusia dalam Era AI
Dalam era AI yang maju pesat, penting untuk diingat bahwa meskipun teknologi terus berkembang, ada aspek-aspek yang masih tak tergantikan oleh kecerdasan buatan. Interaksi manusia tetap menjadi inti dari beberapa sektor, seperti konstruksi, pendidikan, olahraga, dan pekerjaan yang memerlukan tingkat kreativitas tinggi.
Meskipun AI dapat memberikan bantuan yang berharga, peran manusia dalam pekerjaan-pekerjaan ini tetap tak tergantikan dan sangat penting. Masyarakat perlu memahami bahwa teknologi hanyalah alat, dan keahlian manusia memiliki tempat penting dalam menjaga kualitas dalam berbagai aspek kehidupan.