Example floating
Example floating
PeristiwaUMKM

Potensi Petani Kopi Garut dalam Pengelolaan Hutan: Pemamfaatan 98% Kawasan Hutan

×

Potensi Petani Kopi Garut dalam Pengelolaan Hutan: Pemamfaatan 98% Kawasan Hutan

Sebarkan artikel ini
Potensi Petani Kopi Garut dalam Pengelolaan Hutan Pemamfaatan 98% Kawasan Hutan
Example 468x60

MEMO, Garut: Petani kopi lokal Garut, yang dikenal dengan nama “Sunda Hejo,” menjadi kekuatan utama dalam pengelolaan hutan di wilayah tersebut.

Menurut Hamzah Fauzi, seorang pegiat petani kopi, hingga 98 persen kawasan hutan dikuasai oleh para petani kopi.

Dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu, dia mengungkapkan bahwa program perhutanan sosial yang diperkenalkan oleh pemerintah membuka peluang besar bagi komoditas kopi sebagai ekonomi kerakyatan.

Dengan perubahan kebijakan ini, petani kopi dapat mengelola kawasan hutan selama 35 tahun, yang jauh lebih lama daripada sebelumnya.

Selain itu, penanaman kopi di kawasan lahan rawan bencana juga membantu mengatasi masalah kebencanaan.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih lanjut tentang kontribusi petani kopi Garut dalam pengelolaan hutan serta peluang ekonomi yang dihasilkan.

Komoditi Kopi: Solusi dan Peluang di Lahan Rawan Bencana

Pegiat Petani Kopi Lokal Garut “Sunda Hejo” Hamzah Fauzi mengklaim bahwa 98 persen pemamfaatan kawasan hutan dikuasai oleh petani kopi.

Perhutanan Sosial: Mendorong Petani Kopi Garut menuju Kemandirian Ekonomi

Menurut Hamzah, komoditas kopi saat ini memiliki peluang yang sangat besar sebagai ekonomi kerakyatan setelah pemerintah mengeluarkan program perhutanan sosial. Program ini merupakan bagian dari perubahan regulasi dari program sebelumnya, yaitu Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).

“Sebelumnya, pengelolaan kawasan hutan melalui program PHBM hanya berlangsung selama 3 tahun. Namun, setelah berubah status menjadi perhutanan sosial, durasi pengelolaan kawasan tersebut menjadi 35 tahun. Kebijakan ini tentu menguntungkan petani sebagai masyarakat penggarap hutan,” jelasnya pada Sabtu (24/6/2023).

Hamzah menjelaskan bahwa komoditas kopi merupakan salah satu tanaman keras yang dianjurkan oleh pemerintah. Tanaman ini juga menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi bencana alam.

Baca Juga  Pelajaran Hidup Lewat Wirausaha: SMA Labschool Cetak Generasi Entrepreneur Sejak Dini!

“Rata-rata kopi ditanam di kawasan lahan rawan bencana, baik dari sisi geografis maupun kontur tanahnya. Oleh karena itu, diperlukan tanaman keras seperti kopi,” paparnya.

Sebagai Bacaleg Jawa Barat dari PDIP dapil Kabupaten Garut, Hamzah menyatakan bahwa secara ekonomi, komoditas kopi yang dihasilkan petani kopi mengalami peningkatan setiap tahunnya.

“Pasar untuk komoditas kopi ini sangat terbuka luas, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di pasar ekspor, terutama Eropa dan Australia. Saat ini, negara kita menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor komoditas kopi,” paparnya.

Hamzah menambahkan bahwa hal yang sama terjadi di pasar lokal. Saat ini, banyak tumbuh para pelaku usaha kopi lokal dengan banyaknya kedai atau kafe yang menawarkan produk kopi lokal arabika. Produk ini sangat digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

“Keberadaan pengusaha lokal atau pribumi saat ini membuktikan bahwa usaha kopi memiliki prospek yang bagus, dari hulu hingga hilir,” pungkas Hamzah.

Dalam artikel ini, kita melihat bagaimana petani kopi Garut, yang dikenal sebagai “Sunda Hejo,” telah memainkan peran penting dalam pengelolaan hutan.

Dengan pemamfaatan sebesar 98% kawasan hutan, petani kopi lokal telah menjadi pilar utama dalam menjalankan program perhutanan sosial.

Kebijakan baru ini memberikan mereka kesempatan untuk mengelola kawasan hutan selama 35 tahun, yang secara signifikan meningkatkan keuntungan mereka. Selain itu, penanaman kopi di lahan rawan bencana juga memberikan solusi bagi masalah kebencanaan.

Dengan pasar kopi lokal dan ekspor yang terus berkembang, bisnis kopi lokal arabika semakin diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.

Geliat usaha kopi ini memberikan prospek yang cerah, dari hulu hingga hilir, dan menunjukkan potensi besar bagi petani kopi Garut dalam mencapai kemandirian ekonomi.

Baca Juga  Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral Dibuka Natal 2024, Umat Dihimbau Ikuti Aturan!

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.