Dalam hal ini, kata Heru, Pemkab Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) turut berkontribusi terhadap petani kopi di Lereng Gunung Wilis. Termasuk memberi bantuan modal, bimbingan, pelatihan, hingga bantuan alat. “Itu peran pemerintah dengan memberikan fasilitas,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Gapoktan Dholo Indah Prio Darmaji mengungkapkan, dengan bekerja sama Perum Perhutani sekaligus mendapat perhatian dari pemerintah, kini jumlah petani kopi mencapai 300 petani dengan total luasan lahan 600 hektar. Bahkan, panenan kopi perdana pada 2023 lalu telah menghasilkan 1 ton biji kopi.
Dengan kondisi tersebut, petani kopi di Lereng Gunung Wilis diminta agar meningkatkan kualitas produksi komoditas kopi tersebut. Diharapkan hal ini akan mempengaruhi harga jual panenan kopi.
“Tadi (Pak Pjs Bupati) meminta agar kualitas produksi kopi Lereng Wilis semakin ditingkatkan,” ungkapnya.
Di sisi lain, lanjut Prio, sejak pertama kali memulai produksi komoditas kopi pada 2021 silam, diakui terdapat kendala tersendiri dalam mengelola area perkebunan, yakni masalah pipanisasi. Pihaknya pun berharap pemerintah daerah dapat membantu mengatasi kendala tersebut. (Adv/Kominfo)