Perubahan Iklim Mengancam Bumi, 15 Ribu Ilmuwan Peringatkan Kiamat

Perubahan Iklim Mengancam Bumi, 15 Ribu Ilmuwan Peringatkan Kiamat

MEMO

Lebih dari 15 ribu ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim yang semakin parah bisa membawa bencana besar bagi kehidupan di Bumi. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal BioScience, mereka menyatakan bahwa aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer telah mempercepat pemanasan global dan mengancam kelangsungan hidup. PBB juga mengeluarkan peringatan khusus untuk Asia, termasuk Indonesia, tentang dampak serius dari perubahan iklim ini.

Bacaan Lainnya

Ilmuwan Dunia Bersatu: Mitigasi Perubahan Iklim Harus Segera Dilakukan

Lebih dari 15 ribu ilmuwan telah mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang semakin buruk bisa berujung pada bencana “kiamat” bagi kehidupan di Bumi. Mereka memperingatkan bahwa kondisi ini mengancam keberlangsungan hidup di planet kita.

Para ilmuwan tersebut menandatangani sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal BioScience. Mereka menyatakan bahwa dampak dari perubahan iklim ini bisa menyebabkan bencana global yang signifikan di akhir abad ini.

“Selama beberapa dekade, para ilmuwan terus memperingatkan tentang masa depan yang penuh dengan kondisi iklim ekstrem akibat meningkatnya suhu global. Hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer,” tulis makalah tersebut, seperti yang dikutip dari Futurism beberapa waktu lalu.

“Sayangnya, waktunya sudah hampir habis,” tambah penelitian tersebut.

Christopher Wolf, salah satu penulis studi tersebut, menjelaskan bahwa makalah ini menyajikan strategi mitigasi besar untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Dia juga menyebutkan bahwa umat manusia saat ini sedang menuju proses keruntuhan sistem alam dan sosial ekonomi.

“Kita sedang menuju potensi keruntuhan sistem alam dan sosial-ekonomi, dunia dengan suhu yang tak tertahankan, serta kekurangan sumber daya alam, makanan, dan air bersih,” kata peneliti pascadoktoral dari Oregon State University (OSU) itu.

Studi tersebut menunjukkan banyak rekor iklim yang dipecahkan dengan margin besar selama tahun lalu. Contohnya, musim kebakaran hutan yang sangat aktif di Kanada, yang menurut mereka menunjukkan titik kritis menuju rezim kebakaran baru.

Tahun ini juga membawa pola yang mengkhawatirkan, ungkap Profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple. “Kami hanya menemukan sedikit kemajuan yang bisa dilaporkan terkait upaya umat manusia dalam memerangi perubahan iklim,” kata Ripple, yang juga turut menulis penelitian tersebut.

Para ilmuwan dan ribuan peneliti lainnya juga menyinggung soal subsidi bahan bakar fosil yang menjadi salah satu akar masalah perubahan iklim. Pada periode 2021 dan 2022, terdapat peningkatan dua kali lipat, dari US$531 miliar menjadi lebih dari US$1 triliun hanya di Amerika Serikat saja.

Dampak Perubahan Iklim di Asia: Ancaman Serius bagi Indonesia

Peringatan dari PBB untuk Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga secara khusus memberikan peringatan untuk wilayah Asia, termasuk Indonesia, terkait dampak pemanasan global dan perubahan iklim.

Laporan dari Badan Meteorologi Dunia (WMO) yang berjudul ‘State of the Climate in Asia 2023’ menyoroti percepatan indikator utama perubahan iklim seperti suhu permukaan, pencairan gletser, dan kenaikan permukaan air laut.

WMO menyatakan bahwa Asia adalah kawasan yang paling banyak dilanda bencana alam akibat perubahan iklim. Benua ini mengalami pemanasan yang lebih cepat dari rata-rata global.

Pos terkait