Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terlibat dalam pertukaran sindiran menyusul dukungan mereka yang berbeda dalam Pilpres 2024.
Khofifah kini menjadi bagian dari Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran sebagai dewan pengarah dan juru kampanye nasional, sedangkan Cak Imin berpasangan dengan calon presiden Anies Baswedan.
Sindiran dimulai ketika Cak Imin menyatakan keyakinannya bahwa setiap anggota Nahdlatul Ulama (NU) pasti akan mendukung AMIN di Pilpres 2024. Ia bahkan meragukan kesetiaan “ke-NU-an” seseorang yang tidak memilih AMIN pada tahun 2024.
“Orang yang memiliki ideologi NU pasti akan tetap setia pada AMIN. Saya meragukan keterhubungan dengan NU jika tidak memilih AMIN (Anies-Imin),” ungkap Cak Imin setelah pertemuan dengan peternak di Kecamatan Ponggok, Blitar, pada Kamis (11/1).
Meskipun demikian, Cak Imin menghormati perbedaan pilihan dalam Pilpres 2024, menyatakan bahwa itu adalah hak dalam demokrasi.
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Khofifah. Dia menjelaskan bahwa dirinya adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU dan mempertanyakan keraguan terhadap “ke-NU-an” dirinya serta kontribusinya terhadap PBNU.
“Jadi, jika saya adalah Ketua Umum PP Muslimat NU, dan ada yang meragukan keterhubungan saya dengan NU, harus ditanyakan kembali, siapa yang sebenarnya meragukan,” kata Khofifah setelah menghadiri kegiatan Muslimat NU di Makassar, pada Minggu (14/1).
Perspektif Cak Imin: AMIN Sebagai Landasan Ideologi Bagi Pendukung NU
Khofifah menegaskan bahwa Cak Imin adalah Ketua Umum PKB, dan menekankan perbedaan antara pengurus partai dan pengurus PBNU. Dia yakin bahwa “ke-NU-an” dirinya tidak dapat dipertanyakan oleh cara apa pun.
“NU yang mana? Cak Imin itu dari PKB. Jadi, mari kita bedakan antara partai dan organisasi. Saya, sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU, akan tetap menjadi Ketua Umum PP Muslimat NU, meskipun itu dilaburkan dengan tujuh kali air sungai atau tujuh kali air bunga,” ungkapnya.
Khofifah berharap agar Cak Imin tidak membesar-besarkan masalah ini dan berharap agar semua pihak dapat saling memahami untuk membangun rasa saling percaya.
Cak Imin merespons kembali pernyataan Khofifah. Ketua Umum PKB tersebut mengklaim tidak menyindir Khofifah ketika membahas keraguan terhadap “ke-NU-an” orang yang tidak memilih AMIN.
“Hmm… sepertinya saya tidak pernah berbicara tentang Bu Khofifah,” tulis Cak Imin di akun Twitter @cakimiNOW pada Selasa (16/1).
Dinamika Politik Pilpres 2024: Saling Sindir ‘Ke-NU-an’ Cak Imin dan Khofifah, Kompleksitas Persatuan dalam Perbedaan
Dalam menghadapi perbedaan dukungan di Pilpres 2024, Cak Imin dan Khofifah saling bertukar pandangan terkait ‘ke-NU-an’. Meskipun Cak Imin meragukan kesetiaan NU bagi yang tidak memilih AMIN, Khofifah dengan tegas menegaskan kontribusinya sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU.
Meski keduanya berada di organisasi dan partai yang berbeda, Khofifah berharap agar masalah ini tidak dibesar-besarkan dan mengajak untuk membangun saling pengertian. Cak Imin pun menanggapi sindiran tersebut dengan merinci bahwa dirinya tidak pernah mengomentari Khofifah.
Dengan ketegangan ini, politik Indonesia semakin menunjukkan kompleksitasnya, di mana persatuan dan perbedaan harus dihadapi dengan bijak.