Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia baru-baru ini menandatangani kesepakatan strategis untuk mendukung transisi energi dan mengurangi emisi karbon melalui penggunaan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), atau Pertamina Renewable Diesel. Kerja sama ini diresmikan dalam sebuah Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani di Bali pada 10 September 2024 oleh Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, dan Seiji Itagaki, CEO PT Sojitz Indonesia. Inisiatif ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan Pertamina Patra Niaga untuk menjadi penyedia solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada dekarbonisasi sektor industri.
Kemitraan Strategis Pertamina Patra Niaga dan Sojitz untuk HVO
Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia baru-baru ini menjalin kemitraan strategis dalam upaya mendukung transisi energi dan mengurangi emisi karbon melalui pemanfaatan produk Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), yang dikenal sebagai Pertamina Renewable Diesel. Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina Patra Niaga untuk menjadi penyedia solusi energi dan mitra utama dalam upaya dekarbonisasi di sektor industri. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) dilakukan oleh Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya, dan CEO PT Sojitz Indonesia, Seiji Itagaki, yang berlangsung di Bali pada Selasa, 10 September 2024.
Maya Kusmaya menyatakan, “Pertamina Patra Niaga tidak hanya fokus pada penyediaan produk, tetapi juga pada dampak yang dihasilkan dari setiap solusi energi yang kami tawarkan. Kolaborasi ini adalah bukti nyata dari upaya kami untuk memastikan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, baik bagi industri maupun masyarakat luas.”
Menurut Maya Kusmaya, HVO yang diproduksi di Green Refinery Cilacap telah mendapatkan pengakuan internasional melalui sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Produk ini telah disalurkan perdana ke PT Sojitz untuk diuji pada mesin diesel generator PT MHI Engine System.
“HVO berpotensi menurunkan emisi karbon hingga 85% dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 90%. Ini menjadikannya solusi energi yang sangat ramah lingkungan dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060. Selain itu, HVO dapat digunakan langsung pada mesin diesel tanpa perlu modifikasi, sehingga diharapkan dampak positif terhadap lingkungan dapat diperluas dan mendukung transisi energi bersih, terutama di sektor industri,” jelas Maya Kusmaya.
Selain fokus pada HVO, Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia juga menjajaki berbagai potensi pengembangan energi terbarukan lainnya. Ini termasuk penyediaan bahan baku seperti UCO (Used Cooking Oil) dan POME (Palm Oil Mill Effluent), serta pengembangan carbon credit.
CEO PT Sojitz Indonesia, Seiji Itagaki, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan tonggak penting dalam upaya mendukung tujuan bisnis berkelanjutan bagi kedua perusahaan. Ia menambahkan, “Sojitz Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan dalam menjalankan upaya bisnis secara berkelanjutan. Kerja sama dengan Pertamina Patra Niaga adalah langkah penting menuju pencapaian pengurangan emisi karbon di Indonesia.”
Rudi Kurniawan, Koordinator Kapasitas Nasional dan Jaminan Kualitas SKK Migas, juga memberikan apresiasi terhadap kerjasama ini. Rudi menambahkan bahwa uji coba produk HVO telah berhasil dilakukan di salah satu Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina EP Field Cepu. Ini merupakan salah satu bentuk pembinaan produk dalam negeri dan diharapkan dapat diimplementasikan lebih luas di berbagai sektor hulu migas di masa depan.
Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia Jalin Kemitraan Strategis untuk Transisi Energi dan Pengurangan Emisi Karbon
Kerjasama antara Pertamina Patra Niaga dan PT Sojitz Indonesia menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi yang lebih bersih. Dengan fokus pada penggunaan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) sebagai solusi energi ramah lingkungan, kedua perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon hingga 85% dan emisi gas rumah kaca hingga 90%. Inisiatif ini juga mendukung pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060 dan menunjukkan potensi HVO untuk digunakan secara langsung pada mesin diesel tanpa modifikasi.