Namun, walaupun Indonesia bebas dari gelombang kedua COVID-19, Febrio tidak yakin pertumbuhan ekonomi RI dapat kembali tumbuh ke tingkat 5%.
“Bahkan waktu kita bebas dari second wave juga artinya kita akan hadapi pembatasan, tidak mungkin kita beroperasi ekonomi dalam 100%. Nah maksudnya agar kembali 5%, yang semacam katakanlah kita membayangkan itu bagaikan potensial GDP kita, itu yang akan sulit,” imbuhnya.
Alasannya, pembatasan di wilayah akibat pergeseran episentrum persoalan COVID-19 tadi dapat membawa pengaruh terhadap terhambatnya kegiatan ekonomi di daerah dan ujung-ujungnya pada lapangan kerja secara nasional.
“Dan sayangnya itu yang akan membatasi kita untuk menciptakan lapangan kerja, akan membatasi kita untuk menambah kegiatan ekonomi untuk menuju GDP per kapita yang lebih besar. Itulah yang memang fitur utama dari krisis tahun ini dan mudah-mudahan tidak berkelanjutan mudah-mudahan di 2021 kita betul-betul dapat keluar,” tuturnya. (ARM)