Example floating
Example floating
Jatim

Perangi Dampak Informasi, Orang Tua Sebagai Pahlawan Harus Perangi Konten Negatif

×

Perangi Dampak Informasi, Orang Tua Sebagai Pahlawan Harus Perangi Konten Negatif

Sebarkan artikel ini
Perangi Dampak Informasi, Orang Tua Sebagai Pahlawan Harus Perangi Konten Negatif
Example 468x60

Surabaya, Memo

Memerangi dampak konten negatif sudah seharusnya jadi tugas utama orang tua sebagai sosok pahlawan pertama bagi anak-anak, khususnya di era pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini.

Apalagi, pasca pandemi Covid-19 selama hampir tiga tahun terakhir, porsi anak-anak menggunakan gadget meningkat lebih dari tahun-tahun sebelumnya.

Igak Satrya Wibawa Dosen Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) , Kamis (10/11/2022) mengatakan, orang tua sudah seharusnya catch up (mengejar) dengan perkembangan teknologi. Tidak boleh, kata dia, kalau orang tua beralasan tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan peran tersebut.

“Kalau kena masalah, bukan mereka (anak-anak) yang harus kita salahkan, tapi kita sebagai orang tua. Kemana kita saat mereka butuh pendampingan agar tidak terkena masalah, itu persoalannya,” ujar Igak

Terkait fenomena mengelabuhi batasan umur untuk mendaftar ke sebuah sosial media (sosmed) yang sering terjadi, lanjutnya, sebenarnya juga juga jadi tanggung yang harus diemban orang tua agar tidak selalu terjadi.

“Itu artinya, platform kasih tanggung jawab ke kita. Karena platform sosmed itu cenderung sifatnya boarderless (tanpa batasan) dan susah diatur meskipun sudah mengikuti regulasi suatu negara,” ujarnya.

Igak yang juga Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura itu menyebut, ada empat langkah yang sebenarnya bisa dilakukan orang tua untuk mengantisipasi anak terpapar konten negatif.

Pertama, tegas melarang anak untuk mengakses platform/sosmed yang belum sesuai dengan umurnya. Kedua, melakukan sharing account untuk mengetahui aktivitas mereka di dunia maya.

“Jadi sharing account ini perlu. Semisal di Instagram, kita tahu siapa yang mereka follow dan jejak pencarian mereka ini habis cari siapa saja,” terangnya.

Selanjutnya yang ketiga, sebisa mungkin orang tua melakukan pendampingan saat anak sedang browsing (melakukan) internet. Dalam hal ini, orang tua bisa membekali dan mengarahkan anak-anak untuk mengakses website legal yang sifatnya mengedukasi.

Baca Juga  Orcheatra Jawa Timur Menyuarakan Janji Suci Pengabdian dengan Sentuhan Kejujuran Hati

Kemudian untuk langkah terakhir, yakni orang tua sebisa mungkin memberikan batasan jam pada anak untuk bermain gadget.

“Jadi semisal waktunya anak tidur, usahakan jangan kasih gadget. Catch down itu harus. Kalau memang tidak bisa melakukan empat langkah itu, mungkin opsi paling buruk ya shut down akses gadget untuk mereka,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.