Arkady Volozh, salah satu pendiri perusahaan pencarian terkemuka Yandex yang sering disebut sebagai ‘Google-nya Rusia’, mengeluarkan pernyataan tegas terkait konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. Miliarder internet yang kini mengasingkan diri ini dengan tegas mengutuk invasi besar-besaran yang dilakukan oleh negaranya, sambil mengakui bahwa dirinya merasa bertanggung jawab atas tindakan Rusia.
Bagaimana reaksi dan posisi Volozh serta tokoh lainnya dalam menanggapi situasi ini?
Arkady Volozh, Miliarder Rusia, Menolak Invasi Skala Penuh ke Ukraina
Salah satu tokoh pendiri Yandex yang sering disebut sebagai ‘Google versi Rusia’ tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengenai konflik yang berkepanjangan dengan Ukraina. Arkady Volozh, seorang miliarder Rusia terkemuka di dunia internet yang saat ini mengasingkan diri, dengan tegas mengutuk tindakan invasi skala besar yang dilakukan oleh negaranya.
Tokoh ini memiliki nama Arkady Volozh, orang yang turut berperan dalam pendirian Yandex pada tahun 1997. Dalam jangka waktu yang cukup lama, Volozh menjabat sebagai direktur utama perusahaan, dan baru pada bulan Juni 2022 ia memilih untuk mengundurkan diri dari posisinya tersebut.
Keputusan ini diambil setelah Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadapnya, mengklaim bahwa Volozh secara nyata memberikan dukungan materi kepada pemerintah Rusia.
Uni Eropa menuduh bahwa perusahaan yang dipimpin oleh Volozh tersebut turut menyebarkan narasi yang cenderung membela Rusia dalam hasil pencarian yang dihadirkannya, seperti yang dikutip oleh BBC.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Volozh, dia mengungkapkan rasa keterkejutannya atas perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Dia juga menyampaikan empati yang mendalam terhadap para warga Ukraina yang tengah menderita akibat serangan-serangan yang terus terjadi di tempat tinggal mereka.
Sikap Tegas Volozh dan Tokoh Rusia Lainnya dalam Menentang Konflik
“Dalaminya adalah kata yang tepat untuk menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina. Saya dengan tegas menolak tindakan tersebut,” tutur Volozh seperti yang dilansir oleh Insider pada Jumat, tanggal 11 Agustus 2023.
Walaupun kini Volozh telah tinggal di Israel, dia menegaskan bahwa ada alasan yang kuat mengapa dia baru memberikan pernyataan ini saat ini. Namun, dia merasa bahwa dia memiliki kewajiban untuk turut bertanggung jawab atas tindakan yang diambil oleh negaranya.
“Saya menyadari bahwa pernyataan saya datang agak terlambat, namun inti dari pesan ini masih sama, yakni penolakan terhadap perang,” sambungnya.