Kediri Memo.co.id
Sebagian besar masyarakat Semampir Kota Kediri, meminta ada kajian historis dan budaya, terkait rencana pemindahan makam Eyang Putri Semampir di kawasan eks lokalisasi Semampir. Kini warga sudah mengirimkan surat penolakan pemindahan ke Dinas perumahan dan pemukiman (PERKIM) Kota Kediri untuk ditindak lanjuti. Beberapa warga meyakini ada sejarah perjuangan Eyang Putri pada jaman perjuangan kemerdekaan.
Sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan tim penggerak ekonomi kreatif melayangkan surat ke Pemerintah Kota Kediri untuk mengkaji ulang, rencana pemindahan makam eyang putri di kawasan eks lokalisasi semampir. Mereka meyakini keberadaan makam yang terletak di utara jembatan ini mengandung nilai historis. Dari kesaksian yang dikumpulkan sebagian masyarakt meyakini, bahwa Eyang Putri merupakan pejuang kemerdekaan saat melawan belanda, meskipun hal itu perlu ditelaah ulang.
Menurut Damun salah satu perwakilan tim penggerak ekonomi kreatif Semampir mengungkapkan, keberadaan makam Eyang Putri merupakan peninggalan sejarah, hal itu bisa dilihat dari sisi bangunan kuno dan bahan batu bata yang menggambarkan peninggalan masa lampau.
Diakuinya, ada cerita rakyat yang mengisahkan bahwa di dalam kuburan itu merupakan seorang intelejen pasukan Diponegoro yang menyamar sebagai ledhek atau penari jawa, saat jaman Diponegoro melawan penjajahan Belanda. Tetapi saat yang bersangkutan diketahui oleh belanda sempat diperkosa dan jasadnya dimakamkan di tanah eks lokalisasi Semampir tersebut.
Kabag Humas Pemkot Kediri Apip Permana,mengatakan,” pada 18 Februari 2017 lalu, sebenarnya Pemerintah Daerah menjadwalkan untuk membongkar makam eyang putri tetapi akhirnya ditunda masih menunggu hasil dari cagar budaya trowulan apa benar makam Eyang Putri tersebut mempunyai sejarah, untuk pemindahan makam Eyang putri rencanaya akan dipindahkan ke TPU Semampir,” ungkap Kabag Humas. (eko)