Meningkatnya popularitas tren baju shimmer selama musim Lebaran membawa angin segar bagi para pedagang di Pasar Tanah Abang, khususnya untuk Toko Stefani Clait yang berhasil meningkatkan omzet penjualannya hingga mencapai Rp20 juta per hari. Tren ini tidak hanya menguntungkan dari segi finansial, tetapi juga menunjukkan dinamika tren fashion di kalangan konsumen Indonesia.
Efek Tren Shimmer pada Omzet Toko di Pasar Tradisional
Tren baju shimmer yang sedang naik daun pada momen Lebaran tahun lalu memberikan keuntungan bagi para pedagang di Pasar Tanah Abang. Salah satu toko yang berhasil meraih keuntungan dari tren tersebut adalah Toko Stefani Clait. Menurut Fetri, seorang pegawai di Toko Stefani Clait, penjualan baju di tokonya melonjak drastis berkat tren tersebut, mencapai angka belasan hingga Rp20 juta per hari.
Penjualan tersebut mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan periode di luar Ramadan. Sebagai contoh, setelah Lebaran 2024, omzet harian toko hanya sekitar Rp1 juta hingga Rp5 juta saja.
Fetri menjelaskan bahwa penjualan kembali menurun setelah momen Lebaran dan menjadi sangat sepi. Omzet normalnya menjadi tidak menentu, kadang mencapai Rp5 juta dan kadang hanya Rp1 juta. Namun, saat musim Lebaran, penjualan bisa mencapai puncaknya hingga Rp20 juta per hari atau bahkan mencapai angka Rp17 juta hingga Rp19 juta.
Ia juga menyoroti peningkatan omzet yang sangat mencolok pada tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh tren shimmer yang sedang populer.
Menurut Fetri, baju shimmer memiliki tiga kategori: biasa, sedang, dan premium. Ketiga kategori ini terjual habis dengan cepat, sehingga toko harus memesan stok baru hingga tiga kali lipat.
Selain baju, kerudung shimmer juga menjadi tren pada tahun ini meskipun peningkatan omzetnya tidak sebesar baju. Fetri juga mencatat bahwa preferensi konsumen terhadap kerudung shimmer berbeda-beda.
“Kerudung model biasa masih menjadi favorit bagi ibu-ibu, sedangkan kerudung shimmer lebih diminati oleh anak-anak ABG dan remaja. Meskipun begitu, penjualan baju shimmer tetap lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan kerudungnya,” jelas Fetri.
Menghadapi Persaingan E-commerce dan Penjualan Offline
Namun, tidak semua toko di Tanah Abang tertarik untuk menjual produk shimmer. Contohnya adalah Toko Diana, yang memilih untuk tetap setia pada produk abaya tanpa mengikuti tren shimmer.
“Kami tidak tertarik dengan tren shimmer, kami selalu fokus pada penjualan abaya saja,” tambahnya.
Meskipun tidak mengikuti tren, Toko Diana tetap mampu mempertahankan penjualan yang tinggi selama bulan Ramadan. Toko ini mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp30 juta hingga Rp40 juta per hari selama bulan Ramadan.
Namun, setelah Lebaran, omzet toko ini mengalami penurunan drastis menjadi hanya sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari.
Fetih, pemilik Toko Diana, mengaku tidak mengetahui penyebab pasti dari penurunan omzet tersebut. Namun, ia menduga bahwa persaingan pasar yang ketat di era digital saat ini menjadi salah satu faktor utama.
“Faktor online sangat mempengaruhi harga pasar. Mereka menjual barang dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar normal,” jelasnya.
Meskipun demikian, Toko Diana tidak berencana untuk membuka toko online di masa mendatang. Fetih menjelaskan bahwa sebagai toko grosir dan produsen abaya, mereka khawatir akan kehilangan pelanggan grosir setia mereka.
“Membuka toko online dapat mengganggu pasar grosir kami dan merusak keseimbangan harga pasar,” tutupnya.
Kesan Positif Tren Baju Shimmer bagi Pedagang Pasar Tanah Abang Selama Lebaran
Dengan berkembangnya e-commerce, pedagang tradisional dihadapkan pada tantangan baru, di mana persaingan harga menjadi lebih ketat. Penurunan drastis dalam omzet setelah periode Lebaran menunjukkan betapa pentingnya strategi diversifikasi dan adaptasi terhadap teknologi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis.
Namun, kekhawatiran akan dampak negatif dari penjualan online terhadap pasar grosir juga menjadi pertimbangan serius bagi para pedagang, menegaskan perlunya keseimbangan antara inovasi dan pelestarian hubungan pelanggan tradisional.