Malang, Memo.co.id – Rangkaian kegiatan untuk memperingati HUT Kota Malang yang ke 102, pada 23/4/16 malam, Kota Malang dimeriahkan oleh Pagelaran Pasugatan Wayang Kulit, dengan Judul: Babat Wonomarto. Oleh Dalang Gaek Ki Manteb Soedharsono. Didukung Sanggar Karawitan Bima, Sinden oleh Agnes Sarcosa dari Honggaria, dan juga Ki Topan yang merupakan Pelawak Arema asli.
Dihadiri oleh Para Pejabat Kota Malang dan ditonton Masyarakat Penggemar Wayang Kulit Kota Malang, juga Kota-Kota Sekitar Malang Raya. Dari Generasi Muda sampai Generasi Tua Penggemar Wayang Kulit. Pagelaran Wayang Kulit ini di helat di Depan Kantor DPRD Kota Malang,Jl.Tugu No. 1A, dengan Tujuan Melestarikan Budaya Nasional Jawa.
Penggemar Wayang dari Dinoyo Malang, Syamsul, Umur 41 Tahun,23/4/16 malam, mengatakan:”Saya melihat Pasugatan Wayang Kulit oleh Dalang Ki Manteb ini, karena anak saya menyukai Wayang Kulit”. Merupakan hal yang sangat membanggakan, karena kebesaran hati orang tua yang rela menahan kantuk demi anak yang menggemari Wayang Kulit dan merupakan Bibit Generasi Muda yang sangat diharapkan bisa Nguri-nguri Melestarikan Budaya Nasional Jawa.
Salah satu Penggemar Pasugatan Wayang Kulit dari luar Kota Malang tepatnya dari Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Widi Widjanjono, Umur 62 Tahun, Profesi sebagai Guru,23/4/16 malam, menuturkan:”Babat Alas Wonomarto, mengisahkan seorang Putra Pandowo yaitu Brotoseno yang akhirnya menikah dengan Dewi Arimbi seorang keluarga raksasa, mewujudkan keinginan membangun sebuah negeri kasat mata dari sebuah negeri yang tidak kasat mata atau gaib dan diberi nama Wanamarta atau Amarta, juga bisa disebut Wisamarta”. Dituturkan juga: “Pagelaran Wayang Kulit malam hari ini sarat akan nasehat untuk Generasi Muda Indonesia”,”Untuk selalu menjadi kesatria dalam memimpin, menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran biarpun terkadang sifat Brotoseno dari kisah Pagelaran Wayang malam ini adalah contoh sifat yang keras hati atau kodo tetapi bijaksana”.
Harapan Seorang Penggemar Berat Pasugatan Wayang Kulit, Widi Widjajono,62 Tahun, Pria Sepuh asli Bantul Yogyakarta tinggal di Kota Lumajang ini pada 23/4/16 malam: “Anak-anak Bangsa sebagai Generasi Muda harus meneladani sifat-sifat dari Tokoh Wayang Brotoseno ini”. Demikian yang disampaikan kepada Memo.co.id Malang Raya. ( Diana )