Palembang, Memo.co.id
Penjaga sekaligus penggali liang kubur makam Raja raja Palembang dan dzuriatnya, bernama Zainuri mendapat tugas dari keluarga pasangan almarhumah Azima dan suami almarhum Abu Bakar Zen, untuk memindah makam almarhumah Azima agar disandingkan ke makam almarhum suaminya Abu Bakar Zen.
Zainuri dibantu tiga rekannya menyanggupi permintaan keluarga almarhum. Kemudian berangkatlah mereka menuju tempat makam Azima. Zainuri bersama rekannya yang di saksikan keluarga almarhum perlahan – lahan mulai menggali liang kubur Azima.
“Kejadiannya tahun 2015 yang lalu, waktu itu saat pertama kali saya mengayunkan cangkul memang sudah terasa ada yang berbeda, makam kuburan itu mengeluarkan bau yang wangi padahal tidak ada bunga”, kata Zainuri
Umumnya dalam waktu 6 Bulan jenazah manusia yang telah masuk liang lahat hanya akan menyisakan tulang belulang saja. Akan tertapi, fakta tersebut sepertinya tidak berlaku untuk jenazah Almarhum Azima yang wafat pada tahun 2002 yang silam.
Ceritanya bermula ketika almarhum harus mendahului suaminya berpulang menghadap sang maha pencipta. Ia kemudiam dimakamkan dekat kawasan Talang Kerangga Palembang.
Sepuluh tahun kemudian suaminya yang bernama Abu Bakar Zen ikut menyusul berpulang menghadap sang maha pencipta.
Berbeda dengan almarhum istrinya, jenazah suaminya sendiri di kebumikan di lokasi yang berbeda. Yaitu di Jalan Cinde Welan tempat Pemakaman Raja – Raja Palembang dan Zuriatnya.
Pemakaman tersebut bukanlah pemakaman untuk umum. Hanya orang – orang yang mempunyai garis keturunan dari Raja dan Zuriatlah yang dimakamkan di tempat tersebut.
Karena jarak yang cukup jauh, akhirnya keluarga almarhum memutuskan untuk memindahkan makam Azima tepat di sebelah makam suaminya. Keluarga kemudian meminta pertolongan penggali liang kubur untuk membantu memindahkan makam Azima.
Penjaga sekaligus penggali liang kubur makam Raja dan dzuriatnya yaitu Zainuri
Ketika Zaenuri dan rekan rekannya menggali kuburan, mereka menemukan tanda tanda yang luar biasa. Ia terus mencangkul lebih dalam dan kemudian sampailah pada puncaknya. Kain kafan pembungkus jenazah sudah terlihat. Mereka bertiga langsung mencoba meraih jenazah tersebut. Akan tetapi betapa terkejutnya mereka melihat kondisi kain yang tidak kusam dan nyaris seperti baru.
“Kain kafan tersebut seperti baru dan tidak mengeluarkan bau yang wangi”, jelasnya. Tibalah saat dimana jenazah akan di keluarkan dari liang lahat, betapa terkejutnya Zainuri setelah ia dan rekannya mulai merangkul jenazah. Ia merasakan sama sekali tidak menyentuh tulang seperti biasanya. “Saat itu kami merasakan sedang menggotong manusia yang masih hidup, tubuhnya masih utuh dan tidak mengeluarkan bau”, terangnya.
Kemudian sepintas ia melihat bagian dari wajah almarhum Azima, sambil mengucapkan kalimat pujian kepada Allah SWT ia mulai merasa kebingungan. “Subhanallah kondisi wajahnya juga masih utuh, ia seperti orang yang hanya sedang tidur saja, sama sekali tidak tampak kalau almarhum sudah meninggal 15 tahun silam”, ungkapnya.
Dengan terus memuji kebesaran Allah SWT, ia dan kedua rekannya akhirnya mengeluarkan jenazah dari liang kubur. “Itu adalah pengalaman pertama saya selama 14 tahun menjadi penjaga dan penggali liang kubur”, jelas Zaenuri . Sekarang makam Azima telah bersanding tenang di dekat makam suami tercintanya. ( ed )