Example floating
Example floating
Berita-PeristiwainspirasiPolitik-BirokrasiSehat

Mitigasi Virus Oz di Indonesia: Kemenkes RI Fokus pada Edukasi Sanitasi

Avatar
×

Mitigasi Virus Oz di Indonesia: Kemenkes RI Fokus pada Edukasi Sanitasi

Sebarkan artikel ini
Mitigasi Virus Oz di Indonesia Kemenkes RI Fokus pada Edukasi Sanitasi
Example 468x60

MEMO, jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah mengambil langkah proaktif dalam menangani Virus Oz di Indonesia.

Melalui upaya mitigasi yang difokuskan pada edukasi sanitasi, Kemenkes berupaya untuk mencegah penyebaran virus ini sejak dini.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, menekankan pentingnya kesadaran peternak terhadap sanitasi yang baik sebagai salah satu langkah utama dalam memerangi Virus Oz.

Upaya Mitigasi Virus Oz: Peternak Diberi Edukasi tentang Sanitasi yang Tepat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah melakukan langkah mitigasi sejak dini terhadap Virus Oz di Indonesia yang disebabkan oleh gigitan kutu Amblyomma Testudinarium. Mitigasi dilakukan melalui edukasi tentang praktik sanitasi yang baik.

“Dalam upaya mencegah penyebaran infeksi yang lebih luas, langkah mitigasi dapat dilakukan saat ini. Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi kepada para peternak mengenai praktik sanitasi yang baik di peternakan,” ungkap Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, ketika diwawancarai oleh wartawan pada hari Senin (26/6/2023).

Maxi mengimbau para peternak untuk selalu menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh saat bekerja. Selain itu, peternak juga diingatkan untuk menggunakan krim anti serangga pada tubuh mereka.

“Peternak sebaiknya mengenakan pakaian dengan lengan dan celana panjang ketika pergi ke daerah yang ditumbuhi rumput atau semak-semak.

Selain itu, penggunaan lotion anti serangga juga dianjurkan,” kata Maxi.

Gejala dan Diagnosis Virus Oz: Gigitan Kutu Amblyomma Testudinarium Sebagai Penyebabnya

Maxi menjelaskan bahwa pasien yang terinfeksi Virus Oz akan mengalami demam yang tidak biasa. Penyakit demam ini disebabkan oleh gigitan kutu Amblyomma Testudinarium.

“Diagnosis Virus Oz dilakukan sebagai alternatif diagnosis pada kasus demam yang penyebabnya tidak diketahui.

Baca Juga  Pengangkatan CASN 2024 Ditunda! Bukan Tanpa Alasan, Ini Penjelasan Lengkapnya

Jika terdapat riwayat gigitan kutu, diagnosis dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium menggunakan metode ELISA,” jelas Maxi.

Perlu diketahui bahwa Virus Oz merupakan penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui hewan, terutama hewan liar seperti monyet, rusa, dan tikus, kepada manusia.

Ketika Virus Thogotovirus menginfeksi tubuh manusia, dapat menyebabkan radang otak (ensefalitis), demam, pneumonia, dan bahkan kematian.

Sayangnya, cara penularannya ke manusia belum diketahui dengan pasti.

Saat ini, dugaan penularan Virus Oz terjadi melalui gigitan kutu. Maxi juga menyoroti informasi dari NIID Tokyo.

Menurut informasi yang diperoleh dari NIID Tokyo, antibodi terhadap Virus Oz ditemukan pada monyet liar, babi hutan, dan juga rusa di wilayah Prefektur Chiba, Tokyo, Gifu, Mie, Wakayama, Yamaguchi, dan Oita.

“Selain itu, dua pemburu di Yamaguchi juga ditemukan positif memiliki antibodi terhadap Virus Oz. Secara geografis, Thogotovirus telah menyebar di berbagai wilayah di dunia,” ungkap Maxi.

Sebelumnya, Pemerintah Jepang mencatat kasus kematian pertama akibat infeksi Virus Oz. Korban adalah seorang wanita berusia 70 tahun dari Ibaraki Timur, Tokyo Utara, Jepang.

Dalam upaya untuk mengendalikan Virus Oz, Kemenkes RI melakukan mitigasi sedini mungkin dengan pendekatan edukasi sanitasi kepada peternak.

Langkah-langkah pencegahan yang ditekankan, seperti menggunakan pakaian tertutup, mengaplikasikan krim anti serangga, dan memperhatikan gejala demam yang tidak wajar, dapat membantu mencegah penularan virus ini.

Meskipun penularan langsung ke manusia masih belum dipahami sepenuhnya, upaya pencegahan yang dilakukan Kemenkes RI dapat mengurangi risiko penyebaran Virus Oz di Indonesia.

Dengan kesadaran akan praktik sanitasi yang baik, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam melindungi diri mereka dari ancaman Virus Oz.