MEMO,Putussibau : Pembangunan Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan Barat dengan rencana mega proyek sepanjang 608 km yang digagas oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menarik perhatian.
Kunjungan kerja bersama Ketua Komisi V DPR RI Lasarus ke Kalimantan Barat membuka pintu wawasan akan proyek infrastruktur ambisius ini.
Bagaimana perkembangan proyek ini dan dampaknya bagi masyarakat perbatasan? Mari kita simak lebih lanjut.
Kunjungan Kerja Menteri PUPR dan DPR RI ke Kalimantan Barat
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Ketua Komisi V DPR RI Lasarus telah melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat.
Mereka ditemani oleh Bupati Kapuas Hulu Fransiscus Diaan dan melakukan peninjauan pembangunan Jalan Paralel Perbatasan Kabar pada hari Minggu, 3 September 2023.
Target Pembangunan Jalan Perbatasan Kalimantan Barat hingga Batas Kaltim
Menteri Basuki memiliki target untuk mengembangkan Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan Barat hingga mencapai Batas Kaltim dengan total panjang 608 km. Proyek ini diharapkan dapat selesai sepenuhnya pada akhir tahun 2024.
“Saath ini, kami sedang melakukan pengaspalan pada sepanjang 25 km ruas Nanga Era – Batas Kaltim, dan proyek ini dijadwalkan selesai pada bulan Mei 2024. Kami berharap bahwa infrastruktur yang sedang dibangun ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat di wilayah perbatasan dan daerah pedalaman,” ujar Menteri Basuki.
Selama kunjungannya, Menteri Basuki juga menekankan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan, khususnya yang memperhatikan kondisi lingkungan. Ini sangat relevan mengingat pembangunan jalan perbatasan di Kalimantan masih berlangsung di daerah hutan.
“Kami sangat memperhatikan detail desain penataan lereng, dan kami memeriksa setiap titik yang berpotensi rawan longsor dengan melakukan pengamanan pada tebing serta memastikan bahwa tidak ada erosi yang dapat merusak tanaman di sekitarnya,” tambahnya.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, Ditjen Bina Marga PUPR, Handiyana, juga memberikan informasi yang melengkapi apa yang telah disampaikan oleh Menteri Basuki. Ia menjelaskan bahwa hingga akhir tahun 2022, sepanjang 221 km dari total 608 km Jalan Paralel Perbatasan Kalimantan Barat telah memiliki lapisan aspal.
“Saat ini, seluruh ruas Jalan Perbatasan di Kalimantan Barat telah terbuka dan dapat dilalui. Namun, masih ada beberapa bagian yang belum berfungsi sepenuhnya karena masih memerlukan pembangunan jembatan dan perbaikan pada bagian jalan yang curam,” jelasnya.