Secara total, 47 tower Rusun ASN-Hankam akan memiliki 2.820 unit dengan luas 98 m2 untuk setiap unitnya. Pembangunan ini terdiri dari 31 tower untuk ASN yang dapat menampung 5.580 orang.
Selanjutnya, Rusun Hankam akan terdiri dari 7 tower untuk personel POLRI dan Badan Intelijen Negara (BIN), serta 9 tower untuk Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan total 960 unit yang dapat menampung 2.880 personel.
Proyek pembangunan 47 tower Rusun ASN-Hankam ini terbagi menjadi 6 paket pekerjaan fisik dan 4 paket manajemen konstruksi dengan anggaran total sekitar Rp9,4 triliun. Paket pertama, Rusun Polri dan BIN akan dilakukan oleh penyedia jasa KSO Adhi-Nindya-Wiratman, Paket 2 Rusun Paspampres oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, Paket 3 Rusun ASN 1 oleh PP-Urban-Jaya Konstruksi (KSO), Paket 4 Rusun ASN 2 oleh PT Hutama Karya, Paket 5 Rusun ASN 3 oleh PT Waskita Karya, dan Paket 6 Rusun ASN 4 oleh Abipraya-Deta (KSO).
Iwan Suprijanto menegaskan pentingnya para penyedia jasa, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) untuk selalu bekerja secara profesional, cepat, keras, dan produktif. Mereka diharapkan untuk aktif memantau permasalahan di lapangan dan menemukan solusi serta berfokus pada hasil yang nyata.
Iwan juga menyoroti prinsip 7 T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Mutu dan Estetika, Tepat Biaya, Tepat Administrasi, Tepat Manfaat, serta Tanpa Temuan dan Tanpa Aduan.
Pembangunan 47 Tower Rusun ASN-Hankam di IKN Nusantara: Proyek Strategis untuk ASN dan Hankam
Dengan total 2.820 unit yang tersedia, proyek ini akan memberikan tempat tinggal bagi ribuan ASN dan personel Hankam. Tantangan besar adalah tenggat waktu yang ambisius, yaitu menyelesaikan sebagian besar tower pada Juli 2024.
Namun, proyek ini memiliki potensi untuk mengubah lanskap perumahan bagi ASN dan Hankam di Indonesia, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk mereka dan memenuhi kebutuhan perumahan yang mendesak.