“Kalau dulu masih garap pengolahan rotan, namun karena permintaan pasar yang besar terkait perkayuan, akhirnya kami menyesuaikan,” terangnya.
Pria asli Surabaya itu juga menjelaskan bahwa proses produksi disesuaikan dengan metode kerja yang ada di pabrik. Dia juga menjamin bahwa produk hasil karya warga binaan atau narapidana (napi) sudah berstandar internasional. Pasalnya barang-barang berupa berbagai macam meja maupun kursi telah diekspor ke berbagai negara. “Ada Australia, Jepang, Korea hingga Eropa,” ujarnya.
Dia mengaku ada tantangan tersendiri dalam mengekspor barang tersebut. Pasalnya, ada beberapa negara yang sangat selektif. Terutama dalam hal pemenuhan hak tenaga kerja dalam hal ini warga binaan.