Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meramalkan lonjakan konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi 3 kilogram (kg) mendekati tahun 2025, dengan proyeksi mencapai 8,17 juta ton. Hal ini disampaikan dalam pertemuan terbaru yang menyoroti tren kenaikan konsumsi LPG di Indonesia.
Perkiraan Kementerian ESDM: Konsumsi LPG 3 Kg Melonjak Hingga 8,17 Juta Ton
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan bahwa konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi 3 kilogram (kg) pada tahun 2025 akan meningkat drastis menjadi 8,17 juta ton. Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa proyeksi ini naik dari kuota penyaluran LPG bersubsidi tahun ini yang mencapai 8,03 juta ton.
“Dalam Surat Direktur Jenderal Migas kepada Direktur Jenderal Anggaran pada tanggal 16 Februari 2024, kami memproyeksikan kebutuhan LPG 3 kg untuk tahun 2025 sebesar 8,17 juta ton,” papar Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Jakarta, dilansir pada Kamis (30/5/2024).
Dia menjelaskan bahwa peningkatan ini diprediksi berdasarkan tren kenaikan konsumsi LPG 3 kg sejak tahun 2019.
“Data menunjukkan bahwa konsumsi LPG tabung 3 kg mengalami kenaikan rata-rata 4,5% per tahun dari tahun 2019 hingga 2022. Sedangkan dari tahun 2022 ke 2023, kenaikannya mencapai 3,2% per tahun,” tambahnya.
Selain itu, konsumsi LPG hingga akhir tahun ini juga diperkirakan akan melebihi kuota yang ada. Perkiraan sementara menunjukkan bahwa konsumsi LPG 3 kg bisa mencapai 8,12 juta ton pada akhir 2024, melampaui kuota tahun ini sebesar 8,03 juta ton.