Jakarta, Memo
Dampak kenaikan harga ternak dan peningkatan harga daging di Auatralia, berdampak serius bagi distribusi dan ketersediaan daging sapi di tanah air, khususnya di pusat ibu kota, Jakarta.
Beberapa pedagang daging sapi, mengalami kesulitan untuk menyuplai permintaan pasar. Buntut dari itu semua, asosiasi pedagang daging indonesia, mogok melakukan perdagangan daging sapi. Mereka menghentikan kegiatan bisnis daging di pasar pasar seluruh jakarta.
Ini, LIma Fakta Para Pedagang Mogok Jualan
Beberapa catata penting yang memo rangkum dari aksi pemogokan pedagang daging di Jakarta, diantaranya pengaruh dari beberapa faktor. Setidaknya, terdapat lima fakta , mengapa para pedagang mogok menjual daging di lapak mereka.
1. Aksi Para Pedagang Daging, Mogok Selama 3 Hari
Pelaksana Tugas Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan para pedagang melakukan aksi mogok kerja jualan selama tiga hari berturut turut selama tiga hari penuh. Aksi mogok dagang daging digelar mulai 20 Januari hingga 22 Januari 2021. Suharini meminta agar para pedagang berfikir ulang melakukan aksi tersebut dan segera melakukan kegiatan sebagaimana setiap harinya.
2. Pedagang daging bertemu dengan Menteri Perdagangan.
Presiden DPP DPP dari Asnawi mengatakan bahwa partainya telah mengadakan pertemuan koordinasi dengan Direktorat Perdagangan Internal di Kementerian Perdagangan yang menanggapi stabilitas harga daging sapi.
“Pertemuan ini diarahkan oleh Direktur Jenderal Kementerian Domestik Perdagangan Syailendra,” katanya di Jakarta.
3. Pemberdayaan terpenuhi.
Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) mengajukan banding kepada pedagang daging di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangrang, dan Bekasi (Jabodetabek) untuk dijual.
“Kami meminta teman-teman untuk pedagang daging, memprioritaskan Jumat (22) dapat bertukar lagi,” kata Presiden Apdi Asnawi setiap hari, dalam pernyataannya ditulis pada Jumat (22/21).