Menghadapi krisis pangan global, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memperingatkan akan dampak serius yang dapat terjadi di Indonesia. Dengan 10 negara dan sekitar 7-16% penduduk Indonesia yang masih rentan kelaparan, langkah-langkah konkret diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini.
Mengurai Dampak dan Langkah Strategis dalam Mengatasi Krisis Pangan
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, situasi global saat ini sedang tidak menggembirakan. Berdasarkan data dari World Food Programe (WFP) dan Food and Agriculture Organization (FAO), 10 negara sedang mengalami krisis kelaparan yang serius.
Bahkan, Amran mengungkapkan bahwa sebanyak 7-16% penduduk Indonesia masih berisiko mengalami kelaparan.
“Keadaan pangan dunia sedang tidak baik. Saat ini, kita menghadapi krisis pangan global di mana 10 negara kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, dengan banyak penduduk yang mengalami kelaparan dan beberapa negara terancam menghadapi kondisi serupa. Di Indonesia sendiri, kita menghadapi dampak luar biasa dari El Nino, yang harus kita tangani dengan serius untuk mengurangi dampaknya di masa mendatang. Kita tidak bisa mengabaikan situasi ini karena dampak El Nino sangat mengkhawatirkan,” ujarnya dalam Seminar Hasil Riset Ketahanan Pangan Nasional Nagara Institute, yang dikutip pada Rabu (21/2/2024).
Menurut Amran, kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat karena dampak dari krisis pangan dapat sangat besar. Jika terjadi krisis ekonomi, sektor pertanian masih dapat bertahan, begitu juga dengan krisis kesehatan.
Namun, krisis pangan memiliki potensi untuk berdampak pada krisis politik dan konflik sosial. Oleh karena itu, semua pihak harus bekerja sama untuk menjaga kondisi pangan, karena ini bukan hanya masalah Indonesia, tetapi juga masalah global.
Namun, upaya untuk memulihkan situasi semakin sulit dengan berkurangnya produksi pupuk. Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan harga bahan baku pupuk naik hingga 200%, sementara anggaran terbatas mengakibatkan penurunan pasokan pupuk hingga 50%.
“Jika pasokan pupuk tetap pada 4,73 juta ton, hal ini dapat memperburuk produksi pertanian kita di tahun 2024. Namun, saya bersyukur karena setelah saya menyampaikan kondisi ini, Presiden telah mengambil langkah untuk menambah alokasi anggaran pupuk sebesar 14 triliun rupiah pada tanggal 2 Januari 2024. Saya telah menyampaikan kabar baik ini kepada seluruh Gubernur dan Bupati di seluruh Indonesia, bahwa akan ada tambahan pasokan pupuk sebesar 2,5 juta ton senilai Rp 14 triliun, yang merupakan kabar baik bagi para petani kita,” tambah Amran.
Solusi Pupuk dan Distribusi untuk Pertanian Indonesia
Salah satu masalah yang tidak kalah pentingnya adalah distribusi pupuk. Jika sebelumnya petani harus menggunakan Kartu Tani, sekarang banyak petani yang mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Sebanyak 17-20% petani tidak dapat menggunakan Kartu Tani karena berbagai hambatan seperti lupa PIN, kehilangan kartu, atau petani meninggal dunia.
Selain itu, daerah-daerah terpencil sulit dijangkau, sehingga banyak petani yang tidak dapat mengakses pupuk.