Jayapura, Memo – Kondisi keamanan di wilayah Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua terus memanas , mengakibatkan warga dan guru mulai dievakuasi dari wilayah itu.
Sejumlah guru yang bertugas di wilayah Distrik Kiwirok serta warga setempat mulai dievakuasi dari wilayah tersebut pascameningkatnya stabilitas keamanan di daerah itu.
Tiga orang guru yang telah puluhan tahun mengabdikan diri di Distrik Kiwirok akhirnya mengambil langkah untuk meninggalkan tempat tugas mereka.
Ketiga guru dan seorang warga dengan menumpang pesawat helikopter milik Penerbad TNI-AD dievakuasi dari Distrik Kiwirok ke Jayapura.
Identitas kedua guru dan warga yang dievakuasi yakni Esawaek guru asal Biak, Rospinta Purba asal Medan yang mengajar di SMP Kiwirok, dan penduduk setempat bernama Yosepa Taplo. Mereka telah dievakuasi dan saat ini sudah berkumpul bersama keluarga.
Esawaek nampak tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya setelah bisa keluar dari Distrik Kiwirok.
Dia mengucapkan terimakasih atas perlindungan aparat tni polri yang telah melindungi tenaga guru, tenaga medis dan penduduk saat kejadian berdarah pada 13 september 2021 lalu. “Terima kasih kepada aparat TNI dan Polri,” katanya Esawaek sambil berlalu.
Situasi keamanan di Distrik Kiwirok meningkat pascapenyerangan terhadap tenaga medis oleh kelompok separatis teroris opm di wilayah itu.
Dalam penyerangan tersebut selain merusak dan membakar fasilitas publik, kelompok pemberontak pimpinan Lamek Taplo ini juga membunuh dengan sadis seorang suster bernama Gabriela Meilani dan melukai sejumlah tenaga kesehatan.
Salah seorang tenaga kesehatan bernama Gilbert Sokoi hingga saat ini masih hilang dan diduga Sokoi menjadi tawanan kelompok pemberontak.