Kediri, Memo |
Dalam rangka memperingati lahirnya Mak Co atau dewi samudra, klenteng Tjoe Hwie Kiong Kediri menggelar kesenian wayang potehi selama satu bulan.
Wayang potehi, merupakan salah satu kesenian khas yang berasal dari cina bagian selatan dan masuk ke Indonesia sekitar abad 16 sampai 19.
Dalam pergelaran wayang potehi digelar Sabtu (19/6/2021) sore tersebut, dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan tidak dipertontonkan secara umum.
Kesenian dari China dengan Dalang Dari Pribumi, Pentas Wayang Satu Bulan dengan Judul ‘Sie Kong’ dan ‘Cap Pwe Lo Hwan Ong’
Pagelaran wayang potehi yang dilakukan dipentaskan oleh Sugio Waluyo, dalang asli pribumi memunculkan tokoh-tokoh cerita wayang potehi dalam dua sesi.
Sesi pertama yang digelar pertujukan wayang potehi mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan judul Sie Kong.
Dalang wayang Potehi Subur panggilannya, mengisahkan bahwa kisah wayang yang dimainkannya menceritakan kisah tentang Sie Kong seorang panglima perang dalam legenda kerajaan Tong.
Kemudian, dipagelaran sesi kedua, yang dimulai pukul 17.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB, dalang wayang potehi asli pribumi tersebut menggelar pertunjukan wayang Potehi dengan judul Cap Pwe Lo Hwan Ong.
Dalang Sugio Waluyo Belajar Wayang Potehi Sejak 1972
Saat dikonfirmasi Sugio Waluyo mengaku, dirinya mulai belajar wayang Potehi tahun 1972 silam. Mulai dari asisten ke tambur, genderang, terompet hingga ke dalang membutuhkan waktu 22 tahun.
“Jadi mulai belajar tahun 1972 hingga 1994 baru bisa menjadi dalang wayang Potehi, “jelasnya.
Dirinya mengaku bahwa, tertarik dengan wayang Potehi, karena rumah tinggal waktu kecil yang berada di Surabaya berhadapan dengan klenteng.
“Masa kecil saya sekitar umur 10 tahunan, kalau mencari hiburan ke klentang yang berada diseberang rumah. Dari situlah muncul ketertarikan saya untuk belajar wayang Potehi, “ujarnya.
Panggung Wayang dari Mobil Midifikasi
Subur menambahkan, dengan berjalannya waktu peminat wayang Potehi mulai menampakan ketertarikannya. Dengan grup yang siap main kemana mana dengan menggunakan panggung dari mobil yang dimodifikasi.
Dirinya berharap, warga tionghwa mau mensuport dan mau peduli dengan wayang potehi, karena ini merupakan kebudayaan mereka. Selain itu, juga melihat yang memain wayang merupakan orang pribumi, yang perlu dukungan dari pemerintah.
Pagelaran wayang Potehi tersebut, digelar selama satu bulan, mulai tanggal 4 Mei hingga nanti tanggal 31 Juli 2021.