Hasil perhitungan cepat menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, meraih kemenangan, sementara peternak ayam mengungkapkan harapannya terhadap pemerintahan berikutnya terkait dengan masalah ketersediaan pakan ternak dan kesejahteraan.
Hasil Quick Count Menjadi Sorotan Utama, Peternak Ayam Minta Solusi
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, berhasil meraih kemenangan menurut perhitungan cepat atau yang biasa disebut Quick Count dari beberapa lembaga survei.
Tidak hanya itu, keduanya juga sementara unggul dari hasil Real Count KPU. Tanggapan dari para peternak ayam pun mulai terdengar.
Musbar Mesdi, selaku Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN), menyampaikan harapannya agar masalah-masalah yang terjadi di sektor peternakan ayam di Indonesia segera mendapatkan solusi yang memadai.
Menurutnya, pemerintah masih belum berhasil menangani permasalahan di sektor peternakan ayam, seperti ketersediaan bahan baku pakan ternak, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun impor, yang mengakibatkan harga pakan ayam menjadi mahal.
“Permasalahan ini masih terus berlangsung tanpa ada solusi yang jelas. Akibatnya, biaya produksi yang tinggi tersebut akhirnya dibebankan kepada masyarakat peternak ayam dan juga masyarakat umum,” ungkap Musbar pada hari Rabu (21/2/2024).
Solusi Atasi Ketersediaan Pakan Ternak di Masa Depan
Musbar mengakui bahwa saat ini kondisi para peternak ayam seolah tidak mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini dianggapnya sebagai hal yang berbahaya karena bisa menyebabkan semakin banyaknya peternak ayam yang harus menutup usaha mereka.
“Walaupun hasil pemilihan presiden sudah keluar, namun serah terima kekuasaan baru akan dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2024, yaitu dalam waktu 8 bulan lagi. Masa transisi seperti ini biasanya pemerintah tidak bisa melakukan banyak hal. Jadi, apa yang bisa diharapkan oleh para peternak? Kemungkinan besar jika situasi terus tidak membaik, mereka akan terpaksa menjual dan membuang ayam-ayam hasil produksinya. Itu adalah logika yang sederhana,” jelasnya.