“Kami sudah menyiapkan empat lapis skema pengamanan untuk upacara peringatan kemerdekaan ini. Yang pertama adalah dua kabel penyulang dari dua gardu induk yang berbeda, kemudian ditambah dengan UPS dan genset sebagai backup,” jelas Darmawan.
Dia juga mengungkapkan bahwa meskipun proyeksi kebutuhan listrik untuk perayaan HUT RI ke-79 mengalami peningkatan dari 1,5 megawatt (MW) menjadi 3 MW, suplai listrik hijau PLN di IKN tetap mencukupi. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN memiliki kapasitas produksi sebesar 10 MW, sehingga pasokan listrik hijau yang tersedia lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Untuk konsumsi yang hanya 3 MW, sementara produksi listrik hijau mencapai 10 MW. Jadi, surplus sebesar 7 MW akan kami evakuasi dan kirim ke sistem interkoneksi PLN di Kalimantan,” tambahnya.
Darmawan menjelaskan lebih lanjut bahwa keandalan pasokan listrik PLN di IKN didukung oleh dua Gardu Induk (GI) bertegangan 150 kilo volt (kV), yaitu GIS 4 dengan kapasitas 2×60 megavolt ampere (MVA) dan GI Mobile Gersik dengan kapasitas 2×30 MVA. Selain itu, ada jaringan transmisi sepanjang 26,03 kilometer, jaringan distribusi sepanjang 64 kilometer, serta 23 gardu yang terdiri dari 4 Gardu Hubung, 2 Gardu Istana, dan 17 Gardu Distribusi. Terdapat juga 35 UPS cadangan dan 28 genset emergency yang siap digunakan.
“Ini adalah sistem kelistrikan yang berorientasi pada masa depan, yang mencerminkan transisi energi tidak hanya dalam aspek strategis tinggi tetapi juga dalam operasional yang efektif,” pungkas Darmawan.
Kesiapan Kelistrikan untuk HUT RI ke-79 di IKN
Menjelang HUT RI ke-79, PT PLN (Persero) telah mempersiapkan sistem kelistrikan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan cermat untuk memastikan kelancaran perayaan. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, melakukan inspeksi langsung ke berbagai lokasi penting, termasuk Kawasan Istana Kepresidenan dan Gedung Kementerian Koordinator, serta memeriksa infrastruktur kelistrikan seperti Gas Insulated Switchgear (GIS) 4 dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) IKN.
