Ngawi, Memo
Dibalik meroketnya harga telur ayam, kini para warga yang kebutuhannya telur tinggi, terpaksa haru berburu telur retak. Perburuan dari kandang aayam ke kandang ayam lainnya, hanya berharap mendapatkan telur afkir dala kondisi retak retak. Biasanya, telur tersebut, masih bisa digunakan dalam industri rumahan.
Banyak industri rumahan yang menggantungkan pada kebutuhan teur di pasaran. Dengan ondisi harga yang tinggi ini, mau tidak mau , berburu telur retak merupakan solusi untuk mendapatkan bahan baku demi kelangsungan hidup mereka. Bahkan, bagi ibu ibu dari keluarga rumahan juga memanfaatkan telur retak itu.
Yanti, salah satu pelaku industri rumahan di Kabupaten Ngawi mengaku rela untuk menyuruh orang ubntuk mendapatkan telur retak di beberapa kandang ayam. Bahkan, pengusaha kuliner di bidang roti dan kue itu rela melakukkan blusukan sendiri ke beberapa kandang ayam, untuk mendapatkan langsung dari peternakan ayam.
Diuntungkan, Peternak Ayam Juga Cemas Dengan Naiknya Harga Pakan Ayam
Harga telur ayam di pasar tradisional Kabupaten Ngawi masih bertahan di dalam angka Rp27 ribu per kilogram.
Semenjak satu bulan paling akhir, mahalnya harga membuat beberapa warga datang langsung ke kandang dan mengincar telur yang retak.
Yusuf Setyawan, salah satunya peternak di Dusun Kletekan, Jogorogo, Ngawi, akui bila ia diuntungkan oleh keadaan ini.
Tetapi, ia masih tetap cemas bila harga pakan akan terus naik. Paling akhir, harga pakan capai Rp500 ribu dari sebelumnya Rp313 ribu. Ia tidak menolak bila banyak warga yang tiba langsung ke kandang untuk beli telur yang retak.
“Ayam kami 25.000 ekor. Satu hari hasilkan keseluruhan 1.300 kg telur. Harga per kg kami jual Rp23.700 awalnya saat sebelum pakan naik kami jual Rp21.000. Untuk telur yang pecah, harga Rp14.000,” kata Yusuf, Sabtu (18/6/2022).
Ia menyebutkan bila selama ini harga tetap sama dengan Kabupaten Magetan. Yaitu sekitaran Rp 23.700 per kilogramnya. Sementara, di pasar telah capai Rp 27.000. Ia menyebutkan bila telur yang dibuat benar ada yang retak. Sebagian besar dicari masyarakat yang mempunyai usaha roti atau warga biasa.
“Kami mengharap harga stabil di range 23 sampai 24 ribu rupiah. Pada harga begitu telah untung. Dapat membeli pakan, bayar pegawai, dan operasional kandang,” ucapnya.
Peternak di Dusun Kletekan, Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur, saat memetik telur di kandangnya, Sabtu (18/6/2022). Sementara, di Pasar Besar Ngawi harga telur masih tetap bertahan di dalam Rp 27.000 dan sepanjang satu bulan paling akhir belum turun. Mengakibatkan, banyak konsumen yang kurangi jumlah pembelian.
“Harga Rp 26.500 sampai Rp 27.000 per kg naik karena harga pakan tinggi kami tidak layani telur pecah tiap dapat yang pecah langsung diganti,” kata Sri Dita pedagang di Pasar Besar Ngawi.