Ngawi, Memo
Dibalik meroketnya harga telur ayam, kini para warga yang kebutuhannya telur tinggi, terpaksa haru berburu telur retak. Perburuan dari kandang aayam ke kandang ayam lainnya, hanya berharap mendapatkan telur afkir dala kondisi retak retak. Biasanya, telur tersebut, masih bisa digunakan dalam industri rumahan.
Banyak industri rumahan yang menggantungkan pada kebutuhan teur di pasaran. Dengan ondisi harga yang tinggi ini, mau tidak mau , berburu telur retak merupakan solusi untuk mendapatkan bahan baku demi kelangsungan hidup mereka. Bahkan, bagi ibu ibu dari keluarga rumahan juga memanfaatkan telur retak itu.
Yanti, salah satu pelaku industri rumahan di Kabupaten Ngawi mengaku rela untuk menyuruh orang ubntuk mendapatkan telur retak di beberapa kandang ayam. Bahkan, pengusaha kuliner di bidang roti dan kue itu rela melakukkan blusukan sendiri ke beberapa kandang ayam, untuk mendapatkan langsung dari peternakan ayam.
Diuntungkan, Peternak Ayam Juga Cemas Dengan Naiknya Harga Pakan Ayam
Harga telur ayam di pasar tradisional Kabupaten Ngawi masih bertahan di dalam angka Rp27 ribu per kilogram.
Semenjak satu bulan paling akhir, mahalnya harga membuat beberapa warga datang langsung ke kandang dan mengincar telur yang retak.
Yusuf Setyawan, salah satunya peternak di Dusun Kletekan, Jogorogo, Ngawi, akui bila ia diuntungkan oleh keadaan ini.
Tetapi, ia masih tetap cemas bila harga pakan akan terus naik. Paling akhir, harga pakan capai Rp500 ribu dari sebelumnya Rp313 ribu. Ia tidak menolak bila banyak warga yang tiba langsung ke kandang untuk beli telur yang retak.