Penurunan Harga Minyak Dunia di Asia Akibat Data Manufaktur China Lemah, Antisipasi Pengurangan Produksi OPEC+
Data Manufaktur China Lemah Picu Kekhawatiran, OPEC+ Bersiap Mengurangi Produksi
Harga minyak global mengalami penurunan di awal perdagangan di Asia hari Kamis (30/11) seiring data manufaktur China yang menunjukkan kelemahan lebih dari yang diperkirakan. Meski begitu, investor tetap berhati-hati menjelang pertemuan OPEC+ yang diproyeksikan akan mengurangi produksi.
Harga minyak mentah berjangka Brent tercatat turun 28 sen atau 0,3 persen menjadi US$82,90 per barel pada 00.24 GMT. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga mengalami penurunan sebesar 24 sen atau 0,3 persen, menjadi US$77,68 per barel.
Menurut laporan dari Reuters, aktivitas manufaktur di Tiongkok mengalami kontraksi untuk bulan kedua secara beruntun pada bulan November, yang lebih cepat dari proyeksi yang telah dibuat sebelumnya. Survei resmi dari pabrik menunjukkan bahwa dibutuhkan lebih banyak langkah dukungan kebijakan untuk membantu menopang pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang merupakan importir terbesar minyak dunia.
Kondisi Ekonomi China dan Ekspektasi Pertemuan Kebijakan OPEC+
Indeks manajer pembelian (PMI) turun dari 49,5 pada bulan Oktober menjadi 49,4 pada bulan ini. Indeks tersebut masih berada di bawah level 50 poin yang menandakan adanya kontraksi. Para analis yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan angka sekitar 49,7.
Pada hari sebelumnya, Badan Informasi Energi AS melaporkan adanya peningkatan yang mengejutkan dalam stok minyak mentah dan produk sulingan di Amerika pada minggu sebelumnya, menunjukkan adanya penurunan permintaan. Stok bensin juga meningkat lebih dari perkiraan sebelumnya.
Pasar minyak sebelumnya mendapatkan dukungan dari harapan akan adanya solusi yang dapat mendukung harga minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) dan mitra-mitranya, termasuk Rusia.