Jakarta, Memo
Presiden Joko Widodo berhasil mengubah negara Indonesia yang awalnya hanyalah negara berpenghasilan menengah bawah, sekarang dapat menjadi negara berpenghasilan menengah atas. Perjuangan itu tidaklah mudah.
Menurutnya setelah mendapatkan posisi ini, Indonesia harus berjuang lagi supaya dapat naik lagi menjadi negara berpenghasilan tinggi.
“Banyak sekali negara yang sudah berpuluh-puluh tahun atau bahkan bisa sampai satu abad, namun mereka hanya bisa berhenti sebagai negara berpenghasilan menengah atau bisa disebut terjebak pada middle income trap,” ucap Joko Widodo pada akun instagramnya.
“Jika ada yang bertanya apa kita ada peluang untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi? tidak berhenti berkembang saat terjebak middle income trap? Jawabannya adalah tentu bisa, kita pasti mempunyai peluang besar atau potensi itu untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi, tentu juga dengan beberapa persyaratan,” lanjut Joko Widodo.
Pada tanggal 1 Juli 2020 lalu, Bank Dunia mengatakan bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income) per kapita Indonesia meningkat dari yang awalnya USD 3.840 menjadi USD 4.050.
Joko Widodo menambahkan bahwa ada 2 syarat utama supaya Indonesia dapat keluar dari middle income trap atau negara berpenghasilan menengah.
Yang pertama yaitu tentang infrastruktur. Untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi, masalah infrastruktur yang dimiliki oleh negara harus dapat diatasi secara efisien. Dan menurut Joko Widodo infrastruktur negara saat ini sudah mulai dibangun kembali oleh pemerintah.
Kedua yaitu tentang kerja cepat. Untuk syarat menjadi negara berpenghasilan tinggi yang berikutnya, cara kerja penduduk haruslah diubah menjadi kerja cepat yang kompetitif dan berorientasi pada hasil. Maka dari itu, perlu upaya meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia).
“SDM yang inovatif, unggul, kompetitif, dan produktif,” ujarnya. (ARM)