NGANJUK MEMO.CO.ID Kegiatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Nganjuk sampai memasuki bulan keempat tahun ini belum ada tanda-tanda akan dimulai dikerjakan. Meskipun tingkat kerusakan jalan antar kecamatan maupun kabupaten sudah mencapai hampir 85 persen , namun dari pihak pemerintah daerah masih belum ada upaya untuk segera mengeksekusi paket pekerjaan fisik untuk peningkatan dan pemeliharaan jalan.
Itu terbukti sampai saat ini belum muncul paket kegiatan dan nama pemenang lelang yang bisa diakses melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) . Itu artinya ada kemungkinan dari panitia lelang di Dinas PU Bina Marga belum menjadwalkan tahapan pendaftaran dan seleksi untuk para peserta penyedia jasa kontruksi.Sehingga kemungkinan besar perbaikan jalan masih belum bisa dipastikan waktunya.
Padahal dengan kondisi itu , masyarakat banyak yang berharap keseriusan daerah untuk segara memperbaiki jalan yang mayoritas sudah tidak layak pakai. Untuk melampiaskan kekecewaan akibat tidak terurusnya akses jalan , banyak aksi protes yang dilakukan masyarakat. Diantaranya menanam pohon pisang ditengah jalan , memasang tangki drum dan ada lagi aksi yang tidak lazim dilakukan masyarakat yaitu aksi teatrikal ditengah kobangan air yang dilakukan oleh kelompok seniman .
Seperti yang dilakukan kelompok seniman yang mengatasnamakan ” Sastra Jendra ” menggelar aksi teatrikal di Desa Kaloran Kecamatan Ngronggot tepatnya dijalan antar kecamatan yang sudah rusak parah dan sering banjir. Di tempat itu , puluhan mahasiswa dan pelajar beraksi sesuai dengan perannya secara totalitas.
Pesan moral yanng terkandung dalam tema manusia lumpur tersebut menggambarkan rakyat murka kepada penguasa yang tidak peduli dengan pembangunan daerahnya karena hanya sibuk dengan urusan bisnisnya sendiri . Selain beraksi bergelut dengan air comberan jalan dan lumpur , para seniman juga menyampaikan pesan kritikan kepada pejabat dengan membaca puisi . Judul puisi yang dibacakan oleh dua orang guru bahasa inggris dari SMPN 1 Kertosono dan MAN Nglawak Kertosono salah satunya adalah ” Opera Kaum Baju Licin ” . Selain itu juga ada puisi berbahasa jawa yang dibacakan oleh koordinator aksi sekaligus nahkoda kelompok seni adegan Sastra Jendra yaitu Dr.Luqman .
Usai menggelar aksi menurut Luqman menegaskan daerah harus bertanggungjawab dengan rusaknya jalan dimana – mana. ” Milyaran anggaran APBD untuk perbaikan jalan tolong segera direalisasikan jangan dibekukan masyarakat sudah lama menunggu,” terangnya.
>
> Sementara dikatakan Ketua BPD Desa Kaloran Kecamatan Ngronggot , Arifin menambahkan dengan banyaknya jalan berlobang sudah sering banyak angka kecelakaan dari pengguna jalan. Klau ini tidak segara ada perbaikan dari daerah maka akan merugikan pengguna jalan,” pungkasnya . (DHANNY/ADI )