“Nilai tukar rupiah mungkin bisa berbalik melemah hari ini seiring dengan pergerakan negatif di pasar saham karena antisipasi pasar menghadapi perubahan kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS,” kata Ariston kepada JawaPos.com, Jumat (21/1).
Namun disisi lain, Ariston menambahkan, petunjuk BI yang akan melakukan kebijakan moneter yang lebih ketat tahun ini dengan menaikan GWM secara bertahap untuk menarik likuiditas rupiah berlebih di pasar mungkin bisa menahan pelemahan rupiah.
“Potensi pelemahan ke kisaran 14.360, sementara potensi penguatan ke kisaran 14.320,” pungkasnya.