Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terbelenggu di zona merah. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) siang ini posisi rupiah berada di level Rp 14.354 per dolar AS.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelaku pasar atau investor masih mengantisipasi kenaikan kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS. Hal tersebut sangat berpengaruh besar pada keuangan global sehingga mempengaruhi nilai kurs.
Menurutnya, perubahan kebijakan moneter di negara paman Sam sangat mempengaruhi sikap investor terhadap aset investigasi berisiko tinggi seperti pasar saham dan pasar uang. Hal itu tercemin dari pergerakan negatif di pasar saham di sejumlah negara.
“Nilai tukar rupiah mungkin bisa berbalik melemah hari ini seiring dengan pergerakan negatif di pasar saham karena antisipasi pasar menghadapi perubahan kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS,” kata Ariston kepada JawaPos.com, Jumat (21/1).
Namun disisi lain, Ariston menambahkan, petunjuk BI yang akan melakukan kebijakan moneter yang lebih ketat tahun ini dengan menaikan GWM secara bertahap untuk menarik likuiditas rupiah berlebih di pasar mungkin bisa menahan pelemahan rupiah.
“Potensi pelemahan ke kisaran 14.360, sementara potensi penguatan ke kisaran 14.320,” pungkasnya.