Memo,Jakarta: Ingin Tahu Rahasia di Balik Ketahanan Pangan? Peneliti Ahli Ungkap Dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk Menghadapinya dengan Teknologi Nuklir! Temukan Pentingnya Iradiator Sinar Gamma dan Elektron dari Pakar IAEA Polandia untuk Memastikan Keamanan Bahan Makanan.
Peneliti Ungkap Dukungan BRIN untuk Ketahanan Pangan dengan Teknologi Nuklir
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan dukungan pada ketahanan pangan melalui pengelolaan bahan makanan menggunakan teknologi nuklir.
Keberadaan fasilitas teknologi nuklir di masa depan dianggap semakin penting, seperti yang diungkapkan oleh Peneliti Ahli Utama dari Organisasi Riset Tenaga Nuklir (OR TN), Totti Tjiptosumirat, dalam forum diskusi BRIN pada tanggal 24 Juli 2023.
Pakar IAEA Polandia Menyoroti Keampuhan Iradiator Sinar Gamma dan Elektron
Menurutnya, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian menginginkan peningkatan jumlah tempat pengolahan iradiasi di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memproses bahan pangan yang akan dikirimkan ke berbagai negara di dunia.
Marta Walo, seorang pakar nuklir dari International Atomic Energy Agency (IAEA) asal Polandia, juga menggarisbawahi pentingnya penggunaan teknologi nuklir dalam penanganan produk bahan makanan. Teknologi nuklir yang dimaksud di sini adalah iradiator sinar gamma dan elektron. Hal ini sebagaimana dikutip dari BRIN.go.id.
Marta menjelaskan bahwa penanganan yang baik terhadap produk bahan makanan saat ini menjadi tuntutan penting bagi para pelaku bisnis. Dengan penanganan yang baik, masa simpan produk dapat diperpanjang, yang pada akhirnya akan meningkatkan ketahanan pangan. Iradiator sinar gamma dan elektron diyakini dapat membunuh bakteri yang menyebabkan pembusukan pada bahan makanan.
Marta Walo sendiri adalah seorang periset dan juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pengukuran Dosis Teknologi di Lembaga Kimia Nuklir dan Teknologi Polandia (INCT). Dalam paparannya berjudul “Supervision Dosimetry and Quality Assurance for Industrial Radiation Processing,” Marta menjelaskan berbagai peralatan yang ada di laboratorium INCT di Polandia. Di sana, selalu ditekankan tentang pentingnya standarisasi dan akreditasi di laboratorium, sesuai dengan yang disampaikan oleh Marta.
Mendukung Ketahanan Pangan melalui Teknologi Nuklir
Dalam upaya menghadapi tantangan ketahanan pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memberikan dukungan yang kuat melalui pemanfaatan teknologi nuklir.
Dalam forum diskusi BRIN, Totti Tjiptosumirat, Peneliti Ahli Utama dari Organisasi Riset Tenaga Nuklir (OR TN), menyoroti pentingnya pengelolaan bahan makanan dengan teknologi nuklir di masa depan.
Untuk memastikan keamanan produk bahan makanan, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian berkeinginan untuk meningkatkan jumlah tempat pengolahan iradiasi di Indonesia.
Peran penting teknologi nuklir dalam penanganan produk bahan makanan juga dipertegas oleh Marta Walo, seorang pakar nuklir dari International Atomic Energy Agency (IAEA) asal Polandia.
Menurutnya, iradiator sinar gamma dan elektron merupakan teknologi yang efektif dalam membunuh bakteri penyebab pembusukan pada bahan makanan.
Dengan penanganan yang baik, masa simpan produk dapat diperpanjang, sehingga berkontribusi pada penguatan ketahanan pangan.
Marta Walo, sebagai periset dan Kepala Laboratorium Pengukuran Dosis Teknologi di Lembaga Kimia Nuklir dan Teknologi Polandia (INCT), memberikan paparan tentang standarisasi dan akreditasi di laboratorium.
Semua hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi nuklir dalam penanganan bahan makanan berjalan dengan aman dan efisien, sehingga berdampak positif pada ketahanan pangan di Indonesia.