“Ya mudah-mudahan pemerintah memahami kondisi dan kesulitan para petani yang terdampak ini. Kami sudah keluarkan biaya yang sekarang tanaman mati. Sudah jelas ini satu musim tidak panen, kemudian proyek 3 bulan selesai, kan menunggu 3 bulan lagi tanam terus panen. Jika saya hitung ya 6 bulan lagi petani baru bisa ada penghasilan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, perbaikan saluran irigasi yang melewati Desa Tapen sebelum ke desa-desa di timur tersebut rusak. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) setempat mengalokasikan Rp1,5 miliar untuk perbaikan.
Dalam pengerjaan, bidang sumber daya air DPUPR selaku pengguna anggaran terpaksa menutup seluruh aliran air yang mengalir, akibatnya ratusan hektar tanaman yang selama ini bergantung pada aliran dari irigasi tersebut mengering dan mati.