Ratusan hektar lahan tanaman padi dan palawija di tiga desa pada Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan gagal panen. Hal itu diduga dipicu adanya perbaikan irigasi dari arah Dam Bondot. Pembangunan irigasi berimbas pada lahan tanaman padi dan palawija petani yang hanya mengandalkan aliran air dari Dam Bondot itu.
Untuk Desa Nguri dan Kedungpanji masih ada sumur tanah. Sementara, kondisi terparah Desa Pupus, lantaran di desa tersebut tidak ada alternatif sumber air. Sumber pengairan satu satunya tidak lagi mengalir ke sawah sawah mereka yang rata-rata baru berusia satu bulan ini. Pelan-pelan tanaman padi dan palawija mereka mengering dan mati.
Karni (70), petani dusun Marokan Desa Pupus mengaku pasrah dengan kondisi tanaman padi saat ini. Dirinya memilih membiarkan mati karena jika mencari sumber lain biayanya lebih mahal. “Akses untuk mendapatkan hanya memompa dari sungai.
Namun jika memakai pompa dari sungai harus 3 tingkat karana lokasinya selain tinggi juga jauh. Jika dihitung biayanya mahal, sewa diesel beli BBM slang dan lain lain. Tidak sesuai dengan hasil yang didapat nantinya,” kata Karni, Kamis (11/8/2022).
Kondisi yang sama juga dialami ratusan petani lainya yang hanya bisa pasrah saat tanaman padi dan palawija mereka tinggal menunggu hari mati akibat tidak ada air. Mereka berharap ada kompensasi dalam kegiatan proyek irigasi tersebut. Pasalnya para petani mengaku rugi, biaya garap, benih dan pupuk mahal. Selain itu 6 bulan kedepan mereka dipastikan puasa karena tidak akan bisa menggarap lahan.