Example floating
Example floating
Humaniora

Imbas Pembangunan Irigasi, Ratusan Hektar Lahan Sawah Denngan Padi dan Palawijo, Gagal Panen

×

Imbas Pembangunan Irigasi, Ratusan Hektar Lahan Sawah Denngan Padi dan Palawijo, Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Imbas Pembangunan Irigasi, Ratusan Hektar Lahan Sawah Denngan Pad dan Palawijo, Gagal Panen
Example 468x60

Ratusan hektar lahan tanaman padi dan palawija di tiga desa pada Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan gagal panen. Hal itu diduga dipicu adanya perbaikan irigasi dari arah Dam Bondot. Pembangunan irigasi berimbas pada lahan tanaman padi dan palawija petani yang hanya mengandalkan aliran air dari Dam Bondot itu.

Untuk Desa Nguri dan Kedungpanji masih ada sumur tanah. Sementara, kondisi terparah Desa Pupus, lantaran di desa tersebut tidak ada alternatif sumber air. Sumber pengairan satu satunya tidak lagi mengalir ke sawah sawah mereka yang rata-rata baru berusia satu bulan ini. Pelan-pelan tanaman padi dan palawija mereka mengering dan mati.

Karni (70), petani dusun Marokan Desa Pupus mengaku pasrah dengan kondisi tanaman padi saat ini. Dirinya memilih membiarkan mati karena jika mencari sumber lain biayanya lebih mahal. “Akses untuk mendapatkan hanya memompa dari sungai.

Namun jika memakai pompa dari sungai harus 3 tingkat karana lokasinya selain tinggi juga jauh. Jika dihitung biayanya mahal, sewa diesel beli BBM slang dan lain lain. Tidak sesuai dengan hasil yang didapat nantinya,” kata Karni, Kamis (11/8/2022).

Kondisi yang sama juga dialami ratusan petani lainya yang hanya bisa pasrah saat tanaman padi dan palawija mereka tinggal menunggu hari mati akibat tidak ada air. Mereka berharap ada kompensasi dalam kegiatan proyek irigasi tersebut. Pasalnya para petani mengaku rugi, biaya garap, benih dan pupuk mahal. Selain itu 6 bulan kedepan mereka dipastikan puasa karena tidak akan bisa menggarap lahan.

“Ya mudah-mudahan pemerintah memahami kondisi dan kesulitan para petani yang terdampak ini. Kami sudah keluarkan biaya yang sekarang tanaman mati. Sudah jelas ini satu musim tidak panen, kemudian proyek 3 bulan selesai, kan menunggu 3 bulan lagi tanam terus panen. Jika saya hitung ya 6 bulan lagi petani baru bisa ada penghasilan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, perbaikan saluran irigasi yang melewati Desa Tapen sebelum ke desa-desa di timur tersebut rusak. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) setempat mengalokasikan Rp1,5 miliar untuk perbaikan.

Dalam pengerjaan, bidang sumber daya air DPUPR selaku pengguna anggaran terpaksa menutup seluruh aliran air yang mengalir, akibatnya ratusan hektar tanaman yang selama ini bergantung pada aliran dari irigasi tersebut mengering dan mati.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.