Heboh! Temuan Baru Mengungkap 25 Penghambat Api Beracun dalam ASI!

Heboh! Temuan Baru Mengungkap 25 Penghambat Api Beracun dalam ASI!
Heboh! Temuan Baru Mengungkap 25 Penghambat Api Beracun dalam ASI!

MEMO

Penelitian terbaru telah mengidentifikasi 25 jenis penghambat api beracun dalam ASI manusia di AS, yang berasal dari kelas tahan api terbrominasi. Senyawa-senyawa ini biasanya digunakan dalam pembuatan plastik, televisi, peralatan, dan elektronik.

Bacaan Lainnya

Temuan tersebut mencatatkan subkelas penghambat api bromofenol yang sebagian besar tidak diatur, menimbulkan keprihatinan atas dampaknya terhadap kesehatan anak-anak yang sedang berkembang.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Emory University, University of Washington, dan Seattle Children’s Research Institute menyoroti pentingnya upaya untuk mengatasi masalah ini melalui kebijakan regulasi yang lebih ketat.

Kelas Tahan Api Terbrominasi Mengancam Kesehatan Anak-anak yang Berkembang

Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan bahwa terdapat 25 jenis penghambat api beracun dalam Air Susu Ibu (ASI) manusia di Amerika Serikat. Temuan tersebut menunjukkan bahwa semua sampel ASI mengandung setidaknya sejumlah bahan kimia berbahaya.

Senyawa-senyawa ini termasuk dalam kategori tahan api terbrominasi yang umumnya digunakan dalam pembuatan plastik, televisi, peralatan, dan elektronik.

Menariknya, penelitian ini juga menjadi kali pertama ditemukannya subkelas penghambat api bromofenol dalam ASI, yang sebagian besar tidak diatur oleh peraturan pemerintah.

“Erika Schreder, seorang ahli toksikologi dari Toxic Free Future dan salah satu penulis studi ini, menyatakan bahwa senyawa-senyawa kimia ini dapat dianggap sebagai racun saraf yang sangat kuat, terutama berbahaya bagi perkembangan anak-anak,” dilansir dari The Guardian.

Para peneliti dari Universitas Emory, Universitas Washington, dan Seattle Children’s Research Institute telah melakukan pemeriksaan terhadap sampel-sampel ASI dari 50 ibu di seluruh AS.

Penghambat api brominasi merupakan kategori yang mencakup setidaknya 75 bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembakaran pada produk konsumen dan elektronik.

Beberapa bahan kimia versi lama sudah ditarik dari pasar pada tahun 1970-an karena tingkat toksisitas yang sangat tinggi, namun bahan kimia versi baru yang digunakan saat ini tetap menimbulkan masalah kesehatan.

Selain masalah toksisitas, banyak senyawa tersebut juga terkait dengan gangguan memori, peningkatan impulsif, gangguan keterampilan motorik, penurunan perhatian, dan tingkat kecerdasan yang lebih rendah pada anak-anak.

Beberapa bahan kimia ini bahkan memiliki sifat karsinogenik. Manusia terpapar penghambat api brominasi ketika senyawa-senyawa kimia tersebut terlepas dari plastik, menjadi debu, dan akhirnya terhirup atau tertelan.

Sejak tahun 2007, beberapa negara bagian telah mulai memberlakukan larangan terhadap polibrominasi difenil eter (PBDEs), salah satu subkelas penghambat api yang umum digunakan. Tindakan tersebut mendorong beberapa industri untuk berhenti menggunakan atau memproduksi senyawa-senyawa kimia tersebut.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsentrasi PBDE dalam ASI tampaknya menurun dari waktu ke waktu. Tingkat rata-rata pada ibu-ibu di wilayah barat laut Pasifik sekarang sekitar 70 persen lebih rendah daripada tingkat yang ditemukan oleh peneliti dalam penelitian serupa 20 tahun yang lalu.

“Hasil temuan ini menunjukkan bahwa ada kemajuan dalam mengatur ASI agar lebih aman,” ujar Schreder, meskipun ia menambahkan bahwa masih ada masalah terkait penghambat api yang tidak diatur.

Bahaya Penghambat Api Tidak Diatur: Peringatan untuk Kesehatan Anak-anak

Seiring dengan meningkatnya pengawasan peraturan terhadap PBDE dan kesadaran akan risiko kesehatannya, beberapa industri beralih ke penghambat api bromofenol.

Pos terkait