Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan penemuan jalur patahan atau sesar baru sepanjang 35 meter di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat. Penemuan ini dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Adrin Tohari, yang menjelaskan bahwa patahan sesar tersebut dapat menyebabkan kerusakan bangunan yang cukup parah.
Riset geofisika sedang dilakukan untuk mengkaji lebih lanjut rekahan ini dan mengidentifikasi keterkaitannya dengan sesar di dalam tanah. Pemetaan sesar dengan dua metode pengindraan bawah tanah juga telah dimulai dan ditargetkan selesai pada Desember 2023.
BRIN Ungkap Fakta Mengejutkan: Patahan 35 Meter di Kampung Rawacina
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menemukan sebuah jalur patahan baru atau sesar yang terletak di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan panjang sekitar 35 meter. Adrin Tohari, selaku Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, menjelaskan bahwa patahan sesar tersebut memiliki kedalaman sekitar 15 cm ketika diamati dari permukaan tanah.
Lebih lanjut, Adrin Tohari menjelaskan bahwa rekahan yang cukup lebar ditemukan dan menyebabkan pondasi dinding kolam bergerak sekitar 15 sentimeter ke arah kanan. Fenomena ini menunjukkan adanya pergerakan segmen sesar yang berkontribusi pada gempa di wilayah Cianjur. Dampak dari rekahan ini dapat menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada bangunan di sekitarnya.
Adrin Tohari dan Tim Peneliti Riset Geofisika Untuk Mengidentifikasi Potensi Ancaman Gempa
Namun, BRIN saat ini tengah melakukan riset geofisika untuk memastikan apakah rekahan ini terkait dengan rekahan yang ada di dalam tanah. Patahan ini memiliki bentuk pergeseran sedimen tanah dengan kisaran 10-15 sentimeter, dan terlihat dari pergeseran pondasi batuan kali di bagian permukaan atas.
Adrin menjelaskan bahwa dari titik rekahan tersebut, diprediksi terdapat patahan yang memanjang sejauh 25 meter ke arah barat dan 10 meter ke arah timur. Namun, panjang jalur rekahan ini belum dapat dipastikan dengan pasti karena tertutup oleh reruntuhan puing rumah dan longsoran tanah akibat gempa Magnitudo (M) 5,6 yang terjadi pada November 2022.
Untuk lebih lanjut memahami kondisi patahan ini, Adrin dan tim peneliti akan melakukan pemetaan sesar di wilayah Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, dengan menggunakan dua metode pengindraan bawah tanah, yaitu Geolistrik Multichanel Resistivity dan Ground Penetrating Radar.
Saat ini, para tim peneliti telah memasuki hari keempat dalam proses pemetaan rekahan sesar di wilayah tersebut, dan diharapkan pemetaan ini akan selesai pada Desember 2023.
Patahan Baru Ditemukan di Cianjur: Potensi Ancaman Kerusakan Bangunan dan Upaya Mitigasi
Dalam upaya untuk mengidentifikasi dan memetakan patahan dengan lebih akurat, Adrin Tohari dan tim peneliti menggunakan dua metode pengindraan bawah tanah, yaitu Geolistrik Multichanel Resistivity dan Ground Penetrating Radar.
Dengan metode ini, diharapkan pemetaan sesar dapat selesai pada Desember 2023, yang akan memberikan informasi penting bagi upaya mitigasi dan perlindungan masyarakat dari potensi bencana gempa di wilayah tersebut.