Berbeda dengan pengalaman gowes mereka di Jakarta–Bali, di Paris-Brest-Paris ini, para Spartan tidak mendapatkan dukungan dari siapapun, kecuali dari tim Ej-Sport “Everyone Can.” Setelah mencetak rekor di tanah air, mereka berhasil mengatasi tantangan Paris-Brest-Paris yang diselenggarakan di Paris dengan jarak tempuh 1.200 kilometer. Dalam event ini, mereka berhasil membuktikan kemampuan dan mengharumkan nama Indonesia bersama Ej Sport “Everyone Can.”
Handika menjelaskan bahwa ia sering mengikuti berbagai event sepeda, mulai dari jarak 200, 400, hingga 600 kilometer. Oleh karena itu, ketika muncul kesempatan untuk mengikuti event 1.200 kilometer di Paris, ia langsung menerima tantangan tersebut.
Handika juga mengungkapkan bahwa ia rutin berlatih dengan menempuh jarak 100 kilometer setiap harinya, serta mengonsumsi produk EJ-Sport untuk meningkatkan daya tahan ototnya.
Saat mencapai kilometer 960, Handika hampir menyerah karena mengalami rasa sakit yang tak tertahankan. Namun, ia merasa dorongan kuat bahwa misi ini harus diselesaikan demi anak-anak yatim piatu. Bahkan di titik tersebut, Handika sempat beristirahat selama 1 jam karena rasa sakit yang sangat parah dan kaki kanannya tidak bisa menekan pedal. Namun, dengan tekad yang kuat, ia melanjutkan perjalanan dan berhasil menaklukkan Paris-Brest-Paris 2023.
Untuk rencana kedepannya, Handika berencana untuk melakukan pemulihan dan penyembuhan bagi kakinya yang telah mengalami banyak tekanan. Selain itu, ia juga berencana untuk berkolaborasi dengan Ej-Sport untuk menyelenggarakan acara amal bagi anak-anak yatim piatu, dengan menggunakan donasi yang berhasil terkumpul dari event tersebut.
Handika: Menaklukkan Paris-Brest-Paris 2023 dalam Waktu 62 Jam
Dalam event Paris-Brest-Paris 2023 yang bergengsi, Handika dan timnya dari Spartan Indonesia telah membuktikan bahwa semangat, tekad, dan kerja keras dapat mengatasi segala rintangan. Meskipun mengalami cobaan pada kilometer 960, Handika tidak pernah menyerah dan berhasil menyelesaikan perjalanan ini dalam waktu kurang dari 3 hari.
Prestasinya yang gemilang ini juga tidak hanya sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga menyiratkan pesan penting tentang semangat kemanusiaan. Dengan niat mulia untuk mendonasikan hasil dari event ini kepada anak-anak yatim piatu, Handika dan tim Ej-Sport telah membuktikan bahwa olahraga dapat menjadi alat untuk memberikan dampak positif pada masyarakat.
Kisah inspiratif ini mengajarkan kita semua tentang kekuatan tekad dan solidaritas dalam menghadapi tantangan, serta mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat global.