Handika, seorang atlet sepeda Indonesia, berhasil mencatat prestasi luar biasa dengan menyelesaikan event Paris-Brest-Paris 2023 dalam waktu 62 jam, jauh lebih cepat dari perkiraan semula. Keterlibatannya dalam event ini bukan hanya tentang olahraga, tetapi juga membawa pesan kemanusiaan dengan niat mulia untuk mendonasikan hasilnya kepada anak-anak yatim piatu.
Simak perjalanan luar biasa ini dan semangatnya yang menginspirasi dalam menghadapi tantangan sepeda jarak jauh ini.
Seorang Atlet Sepeda Indonesia Mencetak Sejarah di Paris-Brest-Paris 2023
Handika, akhirnya berhasil menyelesaikan event Paris-Brest-Paris 2023 dalam waktu 62 jam, lebih cepat dari perkiraan semula yang adalah 4 hari. Dengan rasa syukur, Handika mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas kekuatannya yang telah memandu dirinya sampai pada hari itu.
Bersama dengan tim Ej-Sport, Handika dengan bangga menghadapi tantangan Paris-Brest-Paris ini. Baginya, pencapaian ini juga merupakan bentuk persembahan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke-78.
“Saat badan kita bisa terikat, semangat merdeka tak pernah bisa dikekang. Sambil merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, saya mengajak semua sahabat yang gemar olahraga untuk memberikan dukungan saat saya menjalani perjalanan sepeda sejauh 1.200 kilometer dari Paris ke Brest dan kembali lagi ke Paris,” ungkap Handika sebelum akhirnya menyelesaikan event ini dengan sukses.
Handika adalah salah satu dari lima Spartan Indonesia yang ikut dalam event Paris-Brest-Paris 2023. Selain Handika, ada juga Lucky BW, Afandi Munir, Adipati Bob, dan Datya. Kelima Spartan Indonesia ini membawa misi kemanusiaan dalam perjalanan mereka di Paris-Brest-Paris 2023.
Selain menaklukkan event Paris-Brest-Paris, Handika dan tim Ej-Sport juga memiliki niat mulia. Mereka berencana untuk mendonasikan hasil dari event bersepeda ini kepada anak-anak yatim piatu setiap kali mereka mengayuh pedal.
“Saya tahu saya tidak bisa melakukannya sendirian. Mari kita sebarkan misi ini sebagai bagian dari perjuangan untuk saudara-saudara kita yang yatim piatu. Indonesia mampu berprestasi di tingkat global, dan misi ini sejalan dengan semangat Ej-Sport,” ujar Handika, kapten tim Spartan Indonesia, sebelum berhasil menaklukkan salah satu event sepeda ultramenantang dan tertua di dunia, yaitu Paris-Brest-Paris.
Namun, bukan hanya Handika yang menunjukkan kehebatannya, keempat Spartan lainnya juga tampil luar biasa dalam event Paris-Brest-Paris. Handika, Lucky BW, Afandi Munir, Adipati Bob, dan Datya yang menjadi perwakilan dari Indonesia berhasil memukau para penggemar sepeda dengan semangat “Everyone Can.” Mereka berhasil menyelesaikan misi ini dengan penuh semangat dan kerja keras.
Semangat dan Kemanusiaan: Kisah Inspiratif Handika dalam Paris-Brest-Paris 2023
Handika, yang sebelumnya berhasil menyelesaikan jarak sepeda 600 kilometer dalam waktu 21 jam, kini berhasil meningkatkan performanya dalam event Paris-Brest-Paris 2023. Meskipun awalnya mereka menargetkan menyelesaikan tantangan sejauh 1.200 kilometer ini dalam waktu 80 jam, Handika dan timnya berhasil menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 3 hari berkat tekad dan kerja keras mereka.
“Waktunya sebenarnya bisa lebih cepat, tetapi di kilometer 960, saya mengalami masalah dengan kaki saya, sehingga saya merasakan sakit di bagian lutut. Saya harus menggunakan kaki kiri selama 240 kilometer terakhir,” kata Handika yang telah berhasil menaklukkan event bersepeda berjarak 1.200 kilometer ini. “Kaki kanan saya hanya mengikuti, karena tidak bisa menekan pedal dan sudah sangat sakit,” tambahnya.
Berbeda dengan pengalaman gowes mereka di Jakarta-Bali, di Paris-Brest-Paris ini, para Spartan tidak mendapatkan dukungan dari siapapun, kecuali dari tim Ej-Sport “Everyone Can.” Setelah mencetak rekor di tanah air, mereka berhasil mengatasi tantangan Paris-Brest-Paris yang diselenggarakan di Paris dengan jarak tempuh 1.200 kilometer. Dalam event ini, mereka berhasil membuktikan kemampuan dan mengharumkan nama Indonesia bersama Ej Sport “Everyone Can.”
Handika menjelaskan bahwa ia sering mengikuti berbagai event sepeda, mulai dari jarak 200, 400, hingga 600 kilometer. Oleh karena itu, ketika muncul kesempatan untuk mengikuti event 1.200 kilometer di Paris, ia langsung menerima tantangan tersebut.
Handika juga mengungkapkan bahwa ia rutin berlatih dengan menempuh jarak 100 kilometer setiap harinya, serta mengonsumsi produk EJ-Sport untuk meningkatkan daya tahan ototnya.
Saat mencapai kilometer 960, Handika hampir menyerah karena mengalami rasa sakit yang tak tertahankan. Namun, ia merasa dorongan kuat bahwa misi ini harus diselesaikan demi anak-anak yatim piatu. Bahkan di titik tersebut, Handika sempat beristirahat selama 1 jam karena rasa sakit yang sangat parah dan kaki kanannya tidak bisa menekan pedal. Namun, dengan tekad yang kuat, ia melanjutkan perjalanan dan berhasil menaklukkan Paris-Brest-Paris 2023.
Untuk rencana kedepannya, Handika berencana untuk melakukan pemulihan dan penyembuhan bagi kakinya yang telah mengalami banyak tekanan. Selain itu, ia juga berencana untuk berkolaborasi dengan Ej-Sport untuk menyelenggarakan acara amal bagi anak-anak yatim piatu, dengan menggunakan donasi yang berhasil terkumpul dari event tersebut.
Handika: Menaklukkan Paris-Brest-Paris 2023 dalam Waktu 62 Jam
Dalam event Paris-Brest-Paris 2023 yang bergengsi, Handika dan timnya dari Spartan Indonesia telah membuktikan bahwa semangat, tekad, dan kerja keras dapat mengatasi segala rintangan. Meskipun mengalami cobaan pada kilometer 960, Handika tidak pernah menyerah dan berhasil menyelesaikan perjalanan ini dalam waktu kurang dari 3 hari.
Prestasinya yang gemilang ini juga tidak hanya sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga menyiratkan pesan penting tentang semangat kemanusiaan. Dengan niat mulia untuk mendonasikan hasil dari event ini kepada anak-anak yatim piatu, Handika dan tim Ej-Sport telah membuktikan bahwa olahraga dapat menjadi alat untuk memberikan dampak positif pada masyarakat.
Kisah inspiratif ini mengajarkan kita semua tentang kekuatan tekad dan solidaritas dalam menghadapi tantangan, serta mengingatkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat global.