Intervensi lainnya, kata dia, dilakukan lewat penyelenggaraan pasar murah, yakni Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) di seluruh kecamatan dan tempat ibadah.
“Kemarin, saya hadir di Gayamsari, dari BUMP (badan usaha milik petani) jual (telur, red.) di sana, di Pak Rahman seharga Rp27.500 per kilogram walaupun harga di luar Rp30.000 per kilogram,” imbuhnya.
Berkaitan dengan tingkat permintaan telur yang tinggi sehingga secara tidak langsung menyebabkan harga komoditas itu naik, Ita menduga kemungkinan karena saat ini musim orang menggelar hajatan.
“Mungkin ini lagi musim orang kawinan. Kami akan upayakan agar harga komoditas, khususnya telur tidak naik,” ucapnya.