MEMO,Bogor: Kenaikan harga beras yang tajam telah mengguncang masyarakat dan pedagang di seluruh negeri.
Dalam situasi di mana harga beras jenis medium dan premium terus meroket, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, menyoroti dampak serius pada daya beli masyarakat dan ekonomi pedagang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang permintaannya kepada pemerintah untuk menstabilkan harga beras dan langkah-langkah yang telah diambil pemerintah untuk membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga pangan yang signifikan.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Minta Pemerintah Selamatkan Pasar Beras
Kenaikan harga beras masih menjadi permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat dan para pedagang di pasar.
Harga beras jenis medium di pasar saat ini berkisar antara Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per kilogram, sementara harga beras jenis premium bahkan telah mencapai lebih dari Rp 14.000 per kilogram.
Pemerintah Bagikan 21,3 Juta Kilo Beras dalam Program Bantuan Sosial
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, mengakui bahwa saat ini pedagang masih mengalami kesulitan karena menurunnya daya beli masyarakat akibat harga beras yang tinggi. Ia juga mengungkapkan bahwa penjualan secara umum mengalami penurunan yang signifikan.
Ngadiran meminta kepada pemerintah untuk segera mencari solusi agar harga beras dapat kembali stabil, baik melalui peningkatan pasokan beras dalam negeri maupun melalui impor. Menurutnya, apapun mekanismenya, pemerintah harus segera memasok lebih banyak beras ke pasar agar dapat menekan harga.
“Apakah sudah ada pengiriman 2 juta ton beras atau belum, jika sudah, semoga harga beras dapat turun. Kondisi saat ini sangat sulit bagi rakyat, pasar-pasar sepi sekali, terutama karena petani kita sedang menghadapi musim kering,” kata Ngadiran pada Selasa (19/9/2023).
Ngadiran juga mengungkapkan bahwa kesulitan yang dihadapi oleh pedagang dan masyarakat akibat tingginya harga beras, yang merupakan salah satu komoditas pokok, sangat berdampak negatif terhadap ekonomi masyarakat. Para pedagang bahkan rela mengurangi margin keuntungan penjualan beras, meskipun biaya yang harus mereka keluarkan terus naik, baik dari segi modal pembelian beras maupun biaya pengiriman.
“Dalam situasi saat ini, biaya semakin meningkat. Hanya untuk mengirim satu mobil colt, harganya bisa naik hingga mencapai 3 jutaan, dengan volume beras seberat 2,5 ton,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemerintah Pusat melalui Badan Pangan Nasional telah melakukan intervensi dengan menyediakan bantuan sosial berupa beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat. Setiap Keluarga Penerima Manfaat akan menerima bantuan beras sebanyak 10 kilogram setiap bulannya selama 3 bulan berturut-turut. Pemerintah berharap langkah ini dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga pangan yang sedang terjadi.