MEMO – Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Larangan ini juga berlaku bagi wisatawan yang hendak berkunjung, mengingat peningkatan aktivitas kegempaan yang berpotensi memicu letusan sewaktu-waktu.
Berdasarkan laporan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), masyarakat dilarang memasuki radius 5 kilometer dari pusat erupsi, serta 6 kilometer di sektor barat daya hingga timur laut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko letusan susulan yang bisa membahayakan keselamatan warga.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengungkapkan bahwa aktivitas gempa tremor di Gunung Lewotobi mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Hanya dalam kurun waktu 6 jam, yakni pada Sabtu (1/2/2025) pukul 06.00 – 12.00 WITA, tercatat 10 kali gempa yang terdeteksi.
Selain itu, catatan pos pemantauan Gunung Lewotobi mengungkapkan bahwa dalam periode 23-31 Januari 2025, terjadi serangkaian gempa vulkanik yang mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan. Berikut rincian aktivitas kegempaan yang tercatat:
- 9 kali gempa letusan
- 201 kali gempa hembusan
- 79 kali gempa harmonik
- 12 kali gempa Low Frequency
- 2 kali gempa vulkanik dangkal
- 32 kali gempa vulkanik dalam
- 14 kali gempa tektonik lokal
- 59 kali gempa tektonik jauh
- 1 kali getaran banjir
Menurut Wafid, peningkatan aktivitas kegempaan ini menunjukkan adanya pergerakan fluida dan pelepasan gas dari magma yang semakin rapat di kedalaman dangkal. Pergerakan ini dapat menjadi pemicu erupsi baru, sehingga masyarakat di sekitar gunung diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
