Example floating
Example floating
Berita

Gugatan Uni Eropa Bikin Indonesia Bergetar! Nikel Membelah Dunia!

×

Gugatan Uni Eropa Bikin Indonesia Bergetar! Nikel Membelah Dunia!

Sebarkan artikel ini
Gugatan Uni Eropa Bikin Indonesia Bergetar! Nikel Membelah Dunia!
Gugatan Uni Eropa Bikin Indonesia Bergetar! Nikel Membelah Dunia!
Example 468x60

MEMO

Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengambil sikap tegas dalam menghadapi gugatan Uni Eropa terkait pelarangan ekspor dan hilirisasi nikel dalam negeri. Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, memaparkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mempertahankan kebijakan dalam negeri tersebut melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Artikel ini akan merinci upaya Indonesia dalam menanggapi gugatan Uni Eropa dan implikasinya dalam konteks ekonomi global.

Indonesia Siap Berperang di WTO untuk Lindungi Kebijakan Nikel

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, telah mengungkapkan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah meminta Indonesia untuk secara tegas menanggapi gugatan Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang terkait dengan kebijakan pelarangan ekspor dan hilirisasi nikel dalam negeri.

Bahlil menjelaskan bahwa Presiden RI Jokowi menginstruksikan agar Indonesia aktif dalam melawan gugatan tersebut dan memperjuangkan kebijakan yang telah diterapkan di dalam negeri.

Dalam sebuah Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Jakarta pada tanggal 5 September 2023, Bahlil menyampaikan pesan tersebut dengan jelas, “Dan Pak Jokowi memerintahkan kita untuk bersikap tegas terhadap gugatan semacam ini (gugatan WTO), dan saya tetap konsisten dengan gagasan Bung Karno mengenai kemandirian ekonomi kita.”

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga menyoroti bahwa Uni Eropa mengajukan gugatan terhadap Indonesia karena negara-negara di Uni Eropa telah kehilangan sumber bijih nikel yang mereka anggap murah dari Indonesia.

Meskipun mereka telah mengembangkan industri hilirisasi nikel, mereka tetap bergantung pada pasokan bijih nikel dari Indonesia.

“Situasinya mirip dengan nikel, mengapa ini dibawa ke WTO? Karena industri mereka yang sudah ada tidak dapat lagi mengakses bahan baku dengan harga yang terjangkau. Sekiranya mereka masih bisa mendapatkan pasokan, harganya akan lebih tinggi,” ungkap Bahlil.

Bahlil menekankan bahwa tidak ada negara yang ingin melihat kebijakan dalam negerinya diintervensi oleh negara lain. Ia menggambarkan ini sebagai analogi terhadap campur tangan WTO dalam kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia.

Presiden Jokowi Instruksikan Perlawanan Terhadap Uni Eropa di WTO

“Mengenai masalah WTO, diskriminasi, dan deforestasi, ini sebetulnya politik dagang. Tidak ada satu pun negara di dunia ini yang ingin wilayah ekonominya dikuasai oleh negara lain, itu tidak ada. Pada akhirnya, kita harus melihat ini sebagai narasi semata, tetapi substansinya sama,” tegas Bahlil.

Sebagai catatan, Indonesia sebelumnya telah mengalami kekalahan dalam gugatan Uni Eropa di WTO pada Oktober 2022 terkait dengan kebijakan melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri yang mulai berlaku pada 1 Januari 2020.

Bahlil juga pernah membagikan reaksi Presiden RI Jokowi ketika mengetahui tentang kekalahan Indonesia dalam gugatan Uni Eropa di WTO. “Apa yang dikatakan oleh Pak Presiden? Hati-hati, memang, ketika orang dari desa menjadi pemimpin, kepemimpinannya kuat. Apa yang dikatakan oleh Presiden? Mas Bahlil, negara ini sudah merdeka, negara ini memiliki pemerintahan dan rakyat yang dilindungi oleh undang-undang. Kami tidak boleh menyerah kepada negara mana pun yang mencoba menekan kami, kita harus melawan Uni Eropa di WTO,” jelas Menteri Bahlil dalam Kuliah Umum Menteri Investasi/Kepala BKPM di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tanggal 3 September 2023.

Bahlil juga menekankan bahwa nikel adalah bahan utama dalam produksi barang yang mendorong energi hijau dan ramah lingkungan yang saat ini menjadi fokus di seluruh dunia, terutama dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik. “Baterai ini terbuat dari empat bahan baku utama: nikel, kobalt, mangan, dan lithium,” jelasnya.

Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki tiga dari empat bahan baku baterai listrik tersebut, yaitu nikel, kobalt, dan mangan. Hanya lithium yang tidak dimiliki oleh Indonesia. Oleh karena itu, Bahlil menyatakan bahwa negara-negara lain, termasuk Uni Eropa, tidak ingin melihat industri dalam negeri Indonesia berkembang.

Ini adalah faktor utama di balik campur tangan di WTO, yang mencoba membatasi perkembangan industri dalam negeri Indonesia.

Indonesia Siap Berjuang Melawan Gugatan Uni Eropa Terkait Nikel

Indonesia tidak gentar dalam menghadapi gugatan Uni Eropa terkait nikel. Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Kepala BKPM, menjelaskan bahwa Presiden Jokowi telah menginstruksikan agar Indonesia terus berjuang di WTO untuk melindungi kebijakan dalam negeri yang melarang ekspor bijih nikel.

Dalam konteks ini, Indonesia menegaskan bahwa tidak ada negara yang ingin campur tangan dalam urusan ekonominya. Nikel, sebagai bahan utama dalam industri baterai yang ramah lingkungan, menjadi fokus penting dalam perjuangan ini.

Indonesia memiliki tiga dari empat bahan baku utama baterai, dan negara ini berkomitmen untuk mempertahankan kedaulatannya dalam industri tersebut. Dengan tekad yang kuat, Indonesia siap menghadapi gugatan Uni Eropa dan menjaga kebijakan hilirisasi nikelnya di dalam negeri.

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.