Gubernur Khofifah menyebut, fenomena ini biasa disebut frozen atau membeku. Ada juga yang menyebutnya sebagai embun upas atau embun salju. Fenomena ini tidak terjadi setiap hari. Hanya bila suhu mendekati 0 derajat celcius atau berada di bawahnya.
Berdasarkan informasi dari masyarakat Bromo, Fenomena salju sudah muncul pertama kali di Ranu Pane, Gunung Semeru pada Sabtu (27/5/2023). Sedangkan di lautan pasir Gunung Bromo fenomena upas salju baru mulai terlihat pada Selasa (30/5/2023).
Khofifah menjelaskan, jika ingin menyaksikan frozen di Gunung Bromo, masyarakat perlu mengetahui tanda-tandanya lebih dulu. Pertama, suhu dingin di malam hari menjadi tanda pertama mencapai 16 sampai 9 derajat celcius.
Selanjutnya, jika suhu terus menurun sampai mendekati 0 derajat celcius, frozen Gunung Bromo biasa muncul di lautan pasir. Selain pasir, dedaunan juga akan dilapisi upas salju. Momen ini sering kali ditunggu oleh wisatawan.
“Tapi ingat, bila melihat fenomena ini, jangan lupa menjaga kehangatan tubuh. Siapkan obat obatan, kenakan jaket tebal, kaos tangan, maupun penutup kepala dan kaki,” kata Gubernur yang pecinta Traveling dan mendaki gunung ini,” pesaanya.
Selain wisatawan, Gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengajak fotografer untuk memburu momen frozen Gunung Bromo. Selain hasil gambar yang begitu indah, hasil jepretan para fotografer ini akan menjadi bukti bahwa Gunung Bromo menyimpan begitu banyak keindaham selain melihat Matahari Terbit ataupun Offroad menggunakan jeep.
“Mari komunitas Fotografer untuk bisa mengabadikan momen ini. Hasil jepretan fotografer ini diyakini akan menjadi banyak refrensi untuk mendatangkan banyak wisatawan untuk lebih banyak datang ke Gunung Bromo menikmati keindahan wisata yang ditawarkan,” tutupnya.